-
PSSI tidak melarang Joey Pelupessy dan Maarten Paes bergabung dengan klub Persib Bandung.
-
Keputusan klub baru sepenuhnya hak pemain karena PSSI tidak membiayai gaji bulanan mereka.
-
Rumor transfer ke Persib menguat menyusul dibukanya jendela transfer pemain pada Januari mendatang.
Eksistensi pemain diaspora di Liga Indonesia bukan lagi hal yang asing bagi para penggemar sepak bola nasional.
Arya Sinulingga menekankan bahwa hak prerogatif menentukan klub sepenuhnya merupakan milik pemain karena menyangkut kontrak profesional.
"Kita sih penginnya dia bermain di Eropa, tapi kesempatan mungkin dia punya manajer, dia lah yang melihat ruang-ruang untuk dia bermain. Dan itu kita tidak bisa masuk ke sana," ujar Arya dalam YouTube Liputan6.
Pernyataan ini menegaskan bahwa PSSI memposisikan diri sebagai pendukung namun tetap menghormati privasi kontrak kerja pemain.
Federasi menyadari bahwa faktor kesejahteraan dan durasi bermain menjadi poin utama bagi seorang atlet profesional.
Klub tidak bisa dipaksa untuk mengikuti arahan federasi jika hal itu menyangkut urusan finansial dan gaji.
Logikanya, pihak yang membiayai karier pemainlah yang memiliki kuasa penuh untuk memberikan instruksi atau batasan tertentu.
"Itu ranah dia karena gaji dia bukan kita yang gaji. Kalau kita gaji, kita berhak. Ini kita tidak gaji. Kita tidak berhak untuk menentukan dia mau ke mana masa depan dia. Tidak bisa kita atur," ucap Arya.
Oleh karena itu, PSSI hanya bisa memantau perkembangan proses negosiasi yang terjadi antara pemain dengan pihak Persib.
Baca Juga: Fakta-fakta Isu Maarten Paes dan Joey Pelupessy ke Persib Bandung
Kebutuhan teknis di lapangan seringkali membuat klub berani mengeluarkan dana besar demi mendapatkan jasa pemain berkualitas.
Meski tidak bisa melarang, PSSI tetap memiliki fungsi untuk memberikan masukan demi kebaikan jangka panjang sang pemain.
Saran tersebut biasanya berkaitan dengan jam terbang dan atmosfer kompetisi yang mendukung perkembangan fisik maupun mental.
Namun, komunikasi tersebut bersifat personal dan tidak bersifat mengikat layaknya sebuah regulasi atau aturan baku.
"Saran sih oke, tapi kita tidak bisa gaji. Kayak kita teman, ada teman bilang bagusnya lu gini," jelasnya.
Masukan dari federasi dianggap sebagai bentuk kepedulian terhadap masa depan skuat Garuda di kancah internasional kelak.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Saat PSSI-nya Jerman Ngatur-ngatur Komposisi Pemain Barcelona Demi Piala Dunia 2026
-
Gagal ke Piala Dunia Bukan Akhir, Visi Optimistis Jay Idzes untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia
-
Enzo Maresca Pastikan Estevao dan Liam Delap Siap Tampil Lawan Aston Villa
-
Nasib Buruk Winger Timnas Indonesia di FC Utrecht, Bisa Kena Depak
-
Kegilaan Jay Idzes, Market Value Naik Drastis usai Diisukan Diminati Inter Milan dan AC Milan
-
Maarten Paes Buka Suara: Sampai Jumpa di Tahun 2026
-
PR Buat Timnas Indonesia, Penyerang Lokal Tersingkir dari Persaingan Top Skorer BRI Liga 1 Musim ini
-
Persija Mengancam Rencana Persib, Joey Pelupessy Pilih Merapat ke Jakarta?
-
John Herdman Punya Target Banyak Jika Jadi Melatih Timnas Indonesia, Ini Daftarnya
-
Raffi Ahmad Bikin Heboh Staf Liverpool Usai Pamer Foto Bersama Michael Owen di Andara