- Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, menarik Joshua Zirkzee saat hasil imbang 1-1 melawan Wolves di Premier League.
- Zirkzee, yang menjadi starter mengejutkan karena ketersediaan pemain lain, mencetak gol pembuka pada babak pertama.
- Amorim menjelaskan pergantian tersebut bertujuan mengatasi masalah lini tengah dan efektivitas serangan dengan mengurangi jumlah striker.
Suara.com - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, akhirnya menjelaskan keputusan kontroversialnya menarik Joshua Zirkzee pada jeda pertandingan saat Setan Merah ditahan imbang 1-1 oleh Wolverhampton Wanderers di ajang Premier League.
Zirkzee sebenarnya tampil sebagai starter yang cukup mengejutkan.
Penyerang asal Belanda itu santer dikaitkan dengan kepindahan ke AS Roma pada bursa transfer Januari dan sebelumnya tampil kurang meyakinkan saat masuk dari bangku cadangan melawan Newcastle United.
Namun, absennya Bryan Mbeumo dan Amad Diallo yang tengah membela negaranya di Piala Afrika membuat Amorim tak punya banyak pilihan.
Zirkzee pun dimainkan sejak awal bersama Matheus Cunha dan Benjamin Sesko dalam skema favorit Amorim, 3-4-3.
Manchester United tampil di bawah standar sejak menit awal, tetapi justru mampu unggul lebih dulu lewat Zirkzee.
Mantan penyerang Bologna itu mencetak gol pembuka usai memutar badan di kotak penalti, meski tendangannya diwarnai keberuntungan karena mengalami defleksi sebelum masuk ke gawang.
Wolves menyamakan kedudukan jelang turun minum melalui Ladislav Krejí.
Yang mengejutkan, Zirkzee tidak kembali ke lapangan pada babak kedua dan digantikan oleh pemain lain, meski tidak terlihat mengalami cedera.
Baca Juga: Update Klasemen Liga Inggris: Arsenal Juara Paruh Musim, Manchester United Gagal ke Empat Besar
Keputusan tersebut menuai tanda tanya, termasuk dari legenda klub Gary Neville.
“Saya tidak tahu apa yang terjadi dengan Zirkzee. Jika dia tidak cedera, maka ini pergantian yang aneh,” ujar Neville saat menjadi pundit Sky Sports.
Usai laga, Amorim menegaskan bahwa pergantian tersebut bukan karena cedera.
“Kami terus berlari mengejar bola dan kesulitan menguasainya,” kata Amorim.
“Kami bermasalah menghadapi lini tengah mereka, dan terkadang menyerang justru bisa lebih efektif dengan jumlah penyerang yang lebih sedikit.”
Amorim juga mengakui bahwa penggunaan tiga penyerang sekaligus tidak selalu menjadi solusi terbaik.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Skechers, Tanpa Tali untuk Jalan Kaki Lansia
- 9 Sepatu Puma yang Diskon di Sports Station, Harga Mulai Rp300 Ribuan
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- 5 Mobil Bekas yang Lebih Murah dari Innova dan Fitur Lebih Mewah
Pilihan
-
In This Economy: Banyolan Gen Z Hadapi Anomali Biaya Hidup di Sepanjang 2025
-
Ramalan Menkeu Purbaya soal IHSG Tembus 9.000 di Akhir Tahun Gagal Total
-
Tor Monitor! Ini Daftar Saham IPO Paling Gacor di 2025
-
Daftar Saham IPO Paling Boncos di 2025
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
Terkini
-
Tragedi dan Takdir: Kilas Balik Roller Coaster Timnas Indonesia Sepanjang 2025
-
Rio Ferdinand Ubah Prediksi Juara Liga Inggris: Arsenal Terancam, Manchester City Kini Favorit
-
7 Pemain Inggris Ini Wajib Pindah Klub Jika Ingin Tampil di Piala Dunia 2026
-
Jalani Operasi Jantung Berisiko, Roberto Carlos Keluar dari Masa Kritis
-
Ole Romeny: Kaki Saya Patah
-
Chelsea Gagal Menang di Penutup Tahun 2025, Enzo Maresca Mendadak Jatuh Sakit
-
Dua Lipa Curi Perhatian di Emirates Saat Arsenal Pesta Gol ke Gawang Aston Villa
-
Taktik Barcelona Rajai La Liga 2025, Badai Cedera Hantui Hansi Flick di 2026
-
Tolak Inggris dan Spanyol, Ini Rahasia Kesetiaan Javier Zanetti untuk Inter Milan
-
Napoli Pastikan Rasmus Hojlund Tak Akan Pulang ke Manchester United