Entertainment / Gosip
Selasa, 04 November 2025 | 09:24 WIB
Uya Kuya dan Astrid di Mapolres Metro Jakarta Timur, Rabu, 3 September 2025 [Suara.com/Adiyoga Priyambodo].
Baca 10 detik
  • Uya Kuya sempat dimarahi seorang jenderal karena video hoaks yang menuduhnya merendahkan masyarakat soal gaji DPR.

  • Setelah Uya menjelaskan dan menunjukkan bukti video asli, sang jenderal menyadari kesalahannya dan meminta maaf.

  • Peristiwa ini menunjukkan bahwa disinformasi dapat menipu siapa saja, bahkan pejabat tinggi sekalipun.

Suara.com - Kekuatan disinformasi dan hoaks ternyata tidak pandang bulu, bahkan seorang jenderal pun bisa menjadi korbannya.

Hal ini diungkapkan oleh Uya Kuya saat menceritakan kembali momen kelam ketika ia diserang habis-habisan karena video hoaks merayakan kenaikan gaji anggota DPR RI.

Di tengah derasnya hujatan, Uya menerima telepon dari salah satu rekannya yang merupakan seorang jenderal.

Tanpa basa-basi, sang jenderal langsung memarahinya karena termakan narasi palsu yang beredar.

"Ada beberapa kolega dan teman gue yang notabene pekerjaannya dan statusnya bagus ya, Jenderal dia," tutur Uya Kuya di kanal YouTube Curhat Bang Denny Sumargo, Senin, 3 November 2025.

Jenderal tersebut mempertanyakan mengapa Uya bisa mengeluarkan pernyataan yang merendahkan masyarakat.

"Dia nelpon gue, tapi bagus dia nelpon. 'Uya, gimana itu? Kamu kok ngomong begitu, ngomong 3 juta itu kecil. Kamu tuh jangan ngeledek gitu dong. Itu bahaya tuh, jadi rame begini'," kata Uya, menirukan ucapan sang jenderal.

Setelah mendengar semua kemarahan itu, Uya Kuya dengan tenang memberikan klarifikasi.

Ia menjelaskan bahwa video yang beredar adalah hoaks, dan menunjukkan bukti-bukti video aslinya.

Baca Juga: Fakta Pilu Ditemukan Uya Kuya soal Pekerja Migran Indonesia di Malaysia, Mata Dicungkil Gunting

Setelah melihat fakta yang sebenarnya, sang jenderal pun langsung menyadari kesalahannya dan meminta maaf.

"Astagfirullahaladzim. Maaf, maaf, maaf, saya salah paham," ucap Uya, kembali menirukan rekannya itu.

Kejadian ini menjadi bukti betapa berbahayanya hoaks yang bisa memicu kemarahan dan kesalahpahaman, bahkan di kalangan pejabat tinggi sekalipun.

Load More