Entertainment / Film
Rabu, 19 November 2025 | 14:53 WIB
Suasana Jakarta IP Market 2025 hari pertama di Hotel Grand Sahid Jaya pada Selasa, 18 November 2025 [Suara.com/Tiara Rosana].
Baca 10 detik
  • Indonesia perdana jadi tuan rumah  Jakarta Intellectual Property (IP) Market 2025
  • Sejumlah IP raksasa seperti Nickelodeon, Pokemon, Doraemon, Crayon Shinchan, hingga jagoan lokal seperti Si Juki dan Tahilalats ikut unjuk gigi
  • Jakarta IP Market perlu jadi acara rutin

Tantangan kedua adalah pentingnya keberlanjutan. Menurutnya, kesepakatan bisnis besar di dunia IP tidak terjadi dalam semalam.

Bisa jadi, pembicaraan yang dimulai tahun ini baru akan membuahkan hasil dalam tiga hingga empat tahun ke depan.

"Keberlanjutan dari Jakarta IP Market ini menjadi penting. Mungkin saja apa yang dibicarakan tahun ini, kerja sama bisnisnya baru terjadi pada Jakarta IP Market tahun ketiga atau keempat," jelas Ricky.

Untuk itu, Wakil Gubernur DKI telah menjamin bahwa Jakarta IP Market akan diselenggarakan setiap tahun, setidaknya untuk empat tahun ke depan, dengan kualitas yang terus meningkat.

Sementara itu, chairman Jakarta IP Market, Mochtar Sarman, menambahkan bahwa acara perdana ini melibatkan 28 perusahaan dengan lebih dari 100 IP dan 68 pembicara dari berbagai bidang, mulai dari kreatif, hukum, hingga komersial.

Menurutnya, kunci dari sebuah IP yang sukses dan digemari bukanlah genre tertentu, melainkan kekuatan ceritanya.

"IP itu all about storytelling. Biasanya IP dengan storytelling yang kuat itu, itu biasanya bisa lebih relevan dengan masyarakat kita khususnya," ungkap Mochtar.

Dia mencontohkan bagaimana K-Pop berhasil menjadi IP yang kuat dan mampu mempromosikan budaya secara masif.

Fenomena ini membuat anak-anak muda lebih tertarik belajar bahasa Korea, berwisata ke Korea, hingga menyukai makanan Korea.

Baca Juga: Mengupas Blueprint IP Raksasa Visinema di Balik Ledakan Fenomenal Film Jumbo

Hal ini membuktikan bahwa IP bukan hanya soal hiburan, tetapi juga memiliki nilai edukasi dan promosi budaya yang kuat.

"Masing-masing IP punya cerita yang berbeda-beda. Apakah itu edutainment, apakah itu culture, atau value," tambahnya.

Saat ini, kolaborasi antara IP lokal dan global menjadi jembatan penting. Mochtar mencontohkan kolaborasi sukses seperti SpongeBob dengan Si Juki atau Garfield dengan Si Juki.

Kolaborasi semacam ini diharapkan dapat mentransfer teknologi dan pengetahuan dari pemain global yang lebih berpengalaman.

"Kita harus belajar dari mereka dan kita masukkan nilai-nilai, value-value lokal kita supaya kita punya identitas sendiri," tuturnya.

Namun, mimpi besarnya tidak berhenti di situ. Kehadiran pemain luar di Jakarta IP Market diharapkan dapat membuka mata mereka terhadap potensi IP lokal yang berkualitas.

Load More