Entertainment / Music
Senin, 29 Desember 2025 | 12:13 WIB
Slank. [Instagram]
Baca 10 detik
  • Grup band Slank meluncurkan single "Republik Fufufafa" pada 28 Desember 2025, merayakan ulang tahun ke-42 band tersebut.
  • Lagu ini merupakan kritik sosial tajam yang memotret kondisi negeri melalui metafora kecanduan kekuasaan para elit.
  • Video musik menampilkan personel Slank berdandan seperti badut, memperkuat tema kekacauan, dan langsung viral di media sosial.

Suara.com - Grup band legendaris Indonesia, Slank, kembali menggebrak industri musik tanah air dengan merilis single terbaru bertajuk "Republik Fufufafa".

Lagu ini diluncurkan bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-42 band tersebut pada Minggu, 28 Desember 2025.

Lagu ini menandai kembalinya Slank ke jalur kritik sosial yang tajam, sebuah identitas yang sempat dianggap luntur oleh sebagian penggemar dalam beberapa tahun terakhir.

Lirik "Republik Fufufafa" secara lugas memotret kondisi sebuah negeri imajiner yang dinilai "kacau balau".

Bimbim, sang penabuh drum sekaligus penulis lagu, menggunakan metafora "sakau" alias kecanduan untuk menggambarkan perilaku para elit yang gila kekuasaan, jabatan, hingga materi.

Isu-isu sensitif seperti masalah stunting, rendahnya literasi, hingga etika pejabat yang buruk turut disinggung dalam lirik yang satir.

Judul lagu ini sendiri menarik perhatian publik karena mengambil referensi dari polemik akun Kaskus "Fufufafa" yang sempat viral dan memicu kegaduhan politik nasional pada akhir 2024.

Pemilihan judul ini dinilai sebagai langkah berani Slank dalam merespons memori kolektif masyarakat terkait isu politik tersebut.

Dalam video musiknya, para personel Slank tampil dengan riasan wajah menyerupai badut atau karakter Joker.

Baca Juga: Gagal Bawa Isu Panas di Album Baru, Slank Tetap Kirim Pesan Terselubung

Konsep visual ini memperkuat pesan lagu tentang kegilaan dan kekacauan situasi yang sedang terjadi.

Sejak dirilis, "Republik Fufufafa" langsung viral di media sosial dan menuai respons positif dari para Slankers.

Banyak penggemar menyambut antusias karya ini sebagai momen "tobat sambel" atau kembalinya Slank sebagai "anjing penjaga" demokrasi yang berani menyalak lewat nada.

Load More