Suara.com - Sebuah virus mematikan yang berasal dari Timur Tengah telah memakan korban pertamanya di Asia Tenggara, menewaskan seorang warga Malaysia yang baru pulang menunaikan ibadah umrah di Arab Saudi dan menjangkiti seorang tenaga kerja perempuan Filipina yang pulang melalui Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, demikian diumumkan organisasi kesehatan dunia, WHO, Kamis (17/4/2014).
Dua kasus itu meningkatkan kerisauan dunia akan potensi penyebaran penyakit Middle East Respiratory Syndrome yang disebabkan oleh virus corona dan akan keseriusan Arab Saudi mengatasi penyebaran penyakit itu, mengingat jutaan jemaah dari seluruh dunia menunaikan ibadah Haji dan umrah di negara itu.
"Kekhawatirannya adalah bahwa otoritas bidang kesehatan Saudi belum bisa mengatasi wabah ini," kata William Schaffner, pakar penyakit menular di Vanderbilt University, Amerika Serikat.
Virus itu sendiri sudah merebak selama sebulan di Timur Tengah dan 60 kasus baru MERS ditemukan selama sebulan terakhir, termasuk enam kasus baru yang terdeteksi Kamis kemarin di Arab Saudi. Setengah dari kasus itu terdeteksi pada pekerja di bidang kesehatan.
Secara keseluruhan WHO mencatat 243 kasus, termasuk 93 angka kematian, akibat MERS yang pertama kali diidentifikasi pada September 2012. Sebagian besar kasus MERS ditemukan di Arab Saudi.
Selain Asia Tenggara dan Timur Tengah, MERS juga sudah ditemukan di Eropa. Belum ada laporan penyakit itu di AS.
Adapun pemerintah Filipina, pada Kamis, mengatakan sedang melacak penumpang-penumpang pesawat yang terbang bersama perawat yang terjangkit MERS itu dari Abu Dhabi. Selain itu mereka telah mengkarantina sejumlah orang yang pernah berhubungan dengan perawat tersebut.
Pemerintah Malaysia sendiri mengatakan sudah mengkarantina 64 orang yang pernah berhubungan dengan pasien yang meninggal tersebut.
Sejauh ini MERS, penyakit yang menyerang sistem pernafasan itu, telah membunuh sepertiga dari total manusia yang terjangkit. Virus itu berasal dari unta. Pasien Malaysia yang meninggal diketahui pernah mengunjungi peternakan unta di Arab Saudi. (Wall Street Journal)
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien