Suara.com - Arab Saudi, pada Jumat (25/4/2014) mengatakan telah menemukan 14 kasus dugaan penyebaran penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS) baru dan mencatat lima kematian baru akibat penyakit mematikan tersebut di dalam wilayahnya. Dengan demikian total pengidap MERS di kerajaan itu kini berjumlah 313.
Menurut Kementerian Kesehatan kasus penyebaran MERS itu ditemukan di Ibu Kota Riyadh, Jeddah, dan Mekah dalam 24 jam terakhir. Total sudah ada 92 orang yang meninggal akibat penyakit itu di Saudi.
Dalam beberapa pekan terakhir jumlah penderita MERS naik drastis dan Jeddah menjadi kota dengan jumlah penderita terbanyak. Sebagian besar orang yang terjangkit MERS di Jeddah adalah pekerja di bidang kesehatan.
MERS, yang bisa menyebabkan batuk, demam, dan peneumonia, pertama kali muncul di Timur Tengah pada 2012 dan berasal dari keluarga yang sama dengan virus SARS yang menewaskan 800 orang sejak pertama kali muncul di Cina pada 2002.
Meningkatnya jumlah pengidap penyakit yang disebabkan oleh coronavirus itu merisaukan karena Saudi akan menjadi tuan rumah bagi jutaan jemaah haji pada Oktober mendatang.
Pekan lalu untuk pertama kalinya MERS diketahui menjangkiti dan menewaskan warga Asia Tenggara, setelah seorang warga Malaysia meninggal setelah pulang menjalani ibadah umrah dari Arab Saudi. Sementara seorang perawat asal Filipina yang baru saja kembali dari Uni Emirat Arab juga diketahui mengidap penyakit itu.
Meski penyebaran MERS di dunia termasuk rendah, tetapi fakta bahwa 40 persen dari orang yang terjangkit virus itu meninggal membuat para ilmuwan waspada.
Seorang juru bicara organisasi kesehatan dunia (WHO) di Jenewa mengatakan organisasi itu sangat risau dengan meningkatnya jumlah pengidap MERS di Arab Saudi.
"Hal ini menunjukkan kebutuhan untuk lebih banyak lagi belajar tentang virus itu, penyebarannya, dan tentang rute penyebarannya," kata dia.
Pekan lalu Raja Abdullah mencopot menteri kesehatan karena dinilai lamban mengatasi penyebaran penyakit tersebut. Kerajaan itu mengatakan mereka sudah mengundang lima produsen vaksin dunia untuk bekerja sama mengembangkan vaksin MERS. (Reuters)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025