Suara.com - Para ilmuwan menggunakan sinar laser untuk merangsang aksi sel-sel punca dan selanjutnya menumbuhkan kembali bagian gigi yang disebut dentin.
Mereka menunjukkan proses itu dengan menggunakan sinar laser berkekuatan rendah untuk memicu sel-sel punca gigi dari dentin, jaringan keras seperti tulang yang menyusun kebanyakan gigi.
Dalam studi yang melibatkan tikus dan penggunaan sel-sel manusia di laboratorium itu, para ilmuwan tidak meregenerasi seluruh bagian gigi.
Ini karena hal tersebut tidak mudah dilakukan pada bagian enamel gigi, tapi hanya menumbuhkan kembali dentin.
Dan menumbuhkan kembali dentin saja bisa mengurangi kebutuhan untuk melakukan perawatan saluran akar. "Prosedur menyakitkan untuk mengambil jaringan saraf yang rusak atau mati dan bakteri-bakteri dalam gigi," kata para peneliti.
Jika menggunakan metode regenerasi yang sudah ada, maka para ilmuwan harus mengambil sel-sel punca dari tubuh, mengubahnya di laboratorium, dan menaruhnya kembali ke tubuh.
Teknik yang baru lebih sederhana merangsang aksi sel-sel punca yang sudah ada pada tempatnya.
Para ilmuwan sudah sejak lama tahu bahwa terapi laser tingkat rendah bisa merangsang proses-proses biologi seperti meremajakan kulit dan merangsang pertumbuhan rambut tapi belum yakin dengan mekanismenya.
"Tapi untuk itu diperlukan dosis sinar laser yang tepat, karena dosis terlalu rendah tidak bekerja dan terlalu tinggi bisa menyebabkan kerusakan," kata peneliti Praveen Arany dari National Institute of Dental dan Craniofacial Research, bagian dari National Institutes of Health, Amerika Serikat.
Menurut hasil penelitian, paparan laser pada gigi dengan intensitas rendah yang tepat memicu pengaktifan reaksi kimia tertentu.
Paparan sinar laser dengan intensitas rendah yang tepat bisa membuat molekul-molekul yang mengandung oksigen mengaktifkan sel-sel protein yang diketahui terlibat dalam fungsi pembentukan, penyembuhan, dan kekebalan.
Protein ini pada gilirannya akan mengarahkan sel-sel punca (induk) dalam gigi untuk berubah menjadi dentin.
Para peneliti mengebor lubang pada geraham binatang pengerat, menyerang pulp gigi dengan laser dan menaruh penutup sementara, kemudian melihat pembentukan dentin dalam periode 12 pekan.
"Modalitas perawatan kami tidak memperkenalkan sesuatu yang baru ke tubuh, dan laser secara rutin digunakan dalam kedokteran dan kedokteran gigi, jadi hambatan ke penerjemahan klinik rendah," tambah profesor bioteknologi dari Harvard University, David Mooney, tentang penelitian itu.
Arany berharap, uji klinik penggunaan teknik itu pada manusia bisa mendapat persetujuan dalam waktu dekat.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia