Suara.com - Pakar teknologi membran dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof Dr I Gede Wenten mengatakan, air minum yang dimasak kurang bagus karena oksigen di air akan hilang.
"Tidak baik mensosialisasikan air yang dimasak, karena tidak sehat. Oksigennya hilang ketika dimasak," ujar Wenten disela-sela peresmian produksi massal mesin penjernih air yang menggunakan teknologi membran atau "Integrated Home Drinking Water Purifier Technology-Antibacterial Nano Particle Hollow-Fiber Membrane"di PT Yasunli Abadi Utama Plastik di Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (12/6/2014).
Pengolahan air yang baik, sambung dia, seharusnya hanya menghilangkan bakteri yang terkandung dalam air tersebut.
"Lebih baik menggunakan teknologi membran sebagai penjernih air,"imbuh dia.
Selain itu, air yang dimasak secara ekonomi berbiaya tinggi karena harga gas mahal.
"Jika menggunakan gas, satu liter air Rp800, maka menggunakan teknologi membran hanya Rp100," jelas Wenten.
Peraturan dari WHO menyebutkan bahwa alat komersial air tidak boleh mengurangi kandungan magnesium dan kalsium dalam air. Namun sayangnya, saat ini banyak penjernih air yang menghilangkan kandungan tersebut.
Penjernih air tersebut menggunakan teknologi terintegrasi "Antibacterial Nano Particle Hollow-Fiber Membrane".
Dia menjelaskan teknologi pada penjernih air tersebut memiliki keunggulan karena mengintegrasikan lima teknologi, sehingga air minum yang dihasilkan dipastikan sehat dan layak konsumsi.
Air yang disaring melalui penjernih air tersebut, bebas dari bakteri-bakteri karena ukuran membran lebih kecil dari bakteri. (Antara)
Berita Terkait
-
Water Heater Gas vs Listrik, Mana yang Lebih Hemat? Ini Perbandingannya
-
Update Harga Wuling Air EV Bekas Oktober 2025: Depresiasi Brutal, Harga Turun Lumayan
-
Xiaomi Rilis CCTV, Air Purifier, dan Monitor Gaming Baru ke Indonesia, Ini Harganya
-
Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
-
Air Minum Bersih untuk Semua: Menjawab Tantangan dan Menangkap Peluang Lewat Waralaba Inklusif
Terpopuler
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- Reaksi Kocak Amanda Manopo Ditanya Malam Pertama Usai Menikah: Kita Coba Hari Ini
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika