- Anxiety merupakan gangguan kecemasan yang sering di alami oleh orang Indonesia yang memiliki kaitan dengan kinerja otak.
- Menurut Pakar Kedokteran Komunitas dr. Ray, kecemasan bisa menular kepada orang lain.
- Kondisi ini tidak lepas dari proses kerja sel saraf otak yang secara otomatis meniru emosi hingga perilaku orang lain.
Suara.com - Kecemasan atau anxiety jadi salah satu masalah kesehatan mental yang menjadi momok di Indonesia. Apalagi, penelitian terbaru menunjukkan 2 dari 5 orang Indonesia mengalami kecemasan.
Peneliti sekaligus Pakar Kedokteran Komunitas, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, mengatakan kecemasan bisa menular kepada orang lain. Proses penularan terjadi saat seseorang sering terpapar ekspresi atau cerita cemas, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
Rasa cemas yang dialami masyarakat Indonesia ini meliputi tekanan gaya hidup dan ekonomi. Apalagi, riset menunjukkan 84 persen kecemasan berhubungan dengan sistem pencernaan.
Fenomena ini sebagaimana saat seseorang panik atau cemas, ia kerap merasakan sakit perut hingga tidak memiliki nafsu makan.
Dr. Ray menjelaskan kondisi ini tidak lepas dari proses kerja sel saraf otak yang disebut mirror neurons. Sel ini akan secara otomatis meniru emosi hingga perilaku orang lain. Sehingga, saat ia terpapar cerita yang membuat cemas, otak akan berusaha menirunya.
“Saat kita melihat seseorang cemas, panik, atau mendengar cerita yang penuh kecemasan, otak kita ikut menyalakan mekanisme itu. Lama-kelamaan, otak belajar untuk meniru pola cemas tersebut, mirip proses social cognitive learning,” jelas Dr. Ray dalam acara talkshow bertajuk Anxiety: From Awareness to Sustainable Self-Healing oleh Lions Club Jakarta Pusat Centennial Terra beberapa waktu lalu.
Kecemasan yang menular ini, kata Dr. Ray, cara kerjanya serupa dengan fenomena panik yang mudah menular dalam kerumunan. Kondisi ini juga terjadi di dunia maya saat adanya konten media sosial yang memicu kecemasan.
“Begitu juga di era digital saat ini, konten media sosial yang membahas kecemasan secara berlebihan justru bisa membuat orang lain ikut merasa cemas,” papar Dr. Ray.
Inilah sebabnya, dokter yang juga peneliti utama Health Collaborative Center (HCC) itu mengingatkan masyarakat untuk lebih selektif dalam menerima informasi, khususnya konten yang hanya memberikan rasa cemas tanpa memberikan solusi yang sehat.
Baca Juga: Viral Siput Diduga Terekam di Makanan MBG, Ancam Kerusakan Otak Jika Termakan
“Kalau terlalu sering melihat konten anxiety di media sosial, otak kita bisa terbiasa berada dalam mode cemas. Akhirnya, kita jadi gampang ikut-ikutan cemas meski tidak ada pemicu nyata. Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang Anda konsumsi, bukan hanya makanan, tetapi juga informasi,” pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Selevel Innova Budget Rp60 Jutaan untuk Keluarga Besar
- 5 Pilihan Ban Motor Bebas Licin, Solusi Aman dan Nyaman buat Musim Hujan
- 5 HP Memori 128 GB Paling Murah untuk Penggunaan Jangka Panjang, Terbaik November 2025
- 5 Mobil Keluarga Bekas Kuat Tanjakan, Aman dan Nyaman Temani Jalan Jauh
- Cara Cek NIK KTP Apakah Terdaftar Bansos 2025? Ini Cara Mudahnya!
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Mau Bekukan Peran Bea Cukai dan Ganti dengan Perusahaan Asal Swiss
-
4 HP dengan Kamera Selfie Beresolusi Tinggi Paling Murah, Cocok untuk Kantong Pelajar dan Mahasiswa
-
4 Rekomendasi HP Layar AMOLED Paling Murah Terbaru, Nyaman di Mata dan Cocok untuk Nonton Film
-
Hasil Liga Champions: Kalahkan Bayern Muenchen, Arsenal Kokoh di Puncak Klasemen
-
Menkeu Purbaya Diminta Jangan Banyak Omon-omon, Janji Tak Tercapai Bisa Jadi Bumerang
Terkini
-
Stop Jilat Bibir! Ini 6 Rahasia Ampuh Atasi Bibir Kering Menurut Dokter
-
Alarm Kesehatan Nasional: 20 Juta Warga RI Hidup dengan Diabetes, Jakarta Bergerak Melawan!
-
Panduan Memilih Yogurt Premium untuk Me-Time Sehat, Nikmat, dan Nggak Bikin Bosan
-
Radang Usus Kronik Meningkat di Indonesia, Mengapa Banyak Pasien Baru Sadar Saat Sudah Parah?
-
Stop Diet Ketat! Ini 3 Rahasia Metabolisme Kuat ala Pakar Kesehatan yang Jarang Diketahui
-
Indonesia Darurat Kesehatan Mental, Kasus Terbanyak: Depresi, Anxiety, dan Skizofrenia
-
Rekomendasi Vitamin untuk Daya Tahan Tubuh yang Mudah Ditemukan di Apotek
-
Horor! Sampah Plastik Kini Ditemukan di Rahim Ibu Hamil Indonesia, Apa Efeknya ke Janin?
-
Kebutuhan Penanganan Kanker dan Jantung Meningkat, Kini Ada RS Berstandar Global di Surabaya
-
Waspada Ibu Hamil Kurus! Plis Kenali Risikonya dan Cara Aman Menaikkan Berat Badan