Suara.com - Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menyatakan bahwa kecil kemungkinan masuknya Ebola ke Indonesia melalui jemaah haji. Apalagi, hingga selesainya pelaksanaan haji, tidak ada jemaah yang terjangkit Ebola.
"Kita waspada tidak hanya Ebola. Ebola bukan yang terlalu mengkhawatirkan karena di Arab Saudi tidak ada. Pemerintah Saudi telah berbuat sedemikian hingga tidak ada pelancong, tidak ada jamaah yang masuk Saudi menderita Ebola, jadi kita tidak terlalu khawatir," ujar Menkes ketika ditemui usai pelantikan pejabat Eselon 1 dan Eselon 2 di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat (17/10/2014).
Dibandingkan Ebola, Menkes mengaku penyakit Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS CoV) menjadi sumber kekhawatiran yang lebih besar karena penyakit tersebut menjangkiti warga Arab Saudi maupun pelancong ke negara tersebut dan beberapa negara lain di sekitarnya.
Meski demikian, Menkes tetap akan melakukan upaya-upaya antisipasi terhadap masuknya kedua penyakit tersebut melalui pelancong dari luar negeri maupun jemaah haji yang telah mulai berdatangan di tanah air.
"Semua jemaah haji maupun pelancong yang baru datang dari negara-negara yang terpapar Ebola atau MERS CoV akan diberi informasi bahwa jika ada keluhan harus segera dilaporkan agar bisa segera dikarantina hingga disembuhkan," ujar Menkes.
Alat pemindai suhu tubuh (thermal scanner) juga telah diaktifkan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pengecekan terhadap penumpang dengan suhu tubuh di atas normal untuk dilakukan pemeriksaan.
"Semua pelabuhan udara untuk penerimaan penumpang internasional, thermal scanner sudah diaktifkan," kata Menkes.
Sedangkan untuk kapal yang datang berlayar dari negara-negara terpapar, standar pemantauan dilakukan dengan menaikkan tenaga kesehatan pelabuhan ke atas kapal untuk memeriksa seluruh awak kapal untuk gejala flu dan panas tinggi.
Untuk jamaah haji, Menkes mengatakan pemantauan akan dilakukan hingga dua minggu setelah kedatangan untuk memastikan kondisi kesehatan mereka apakah terjangkit Ebola atau MERS CoV. (Antara)
Berita Terkait
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
-
Turun Rp2 Juta, Biaya Penyelenggaraan Haji 2026 Disepakati Rp87 Juta, Calon Jemaah Bayar Rp54 Juta
-
Ada 4,8 Juta Kelahiran Setahun, Menkes Budi Dorong Perbanyak Fasilitas Kesehatan Berkualitas
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja