Rutinitas keseharian yang membosankan atau penuh tekanan bisa memicu stress pada diri seseorang. Tak hanya menyerang orang dewasa, bahkan anak kecil pun juga bisa mengalami stres.
Pakar kesehatan jiwa, sekaligus Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia, Dr. Danardi Sosrosumihardjo mengatakan bahwa sesungguhnya stres sudah dialami pada saat kita lahir ke dunia sebagai bayi.
"Anak saat lahir ke dunia itu sudah bisa stres karena saat di kandungan ia merasa nyaman. Kalau bayi kan ngompol lalu basah celananya jadi dia nangis karena gak nyaman. Nangis bentuk stres bayi," kata dokter Darnadi pada acara Pfizer Press Circle (PPC) dengan topik Kesehatan Jiwa : Bagaimana Menghadapi Stress? di kawasan Ancol, Jakarta Utara, Rabu (26/11/2014).
Yang terpenting, lanjut Danardi, bagaimana seseorang mengelola stres yang mereka alami agar bisa terkontrol dengan baik. Menurutnya,hal ini bisa dilakukan melalui mekanisme pertahanan diri yang positif.
Ketika lahir, manusia dikaruniai karakter dan mekanisme pertahanan diri yang diturunkan melalui genetik ayah dan ibunya. Sifat genetik ini kemudian membentuk cara seseorang dalam mengontrol stres yang dideritanya.
"Jika karakter yang dimiliki seseorang itu positif dan mekanisme pertahanan diri yang digunakan tepat, maka individu tersebut bisa menghadapi stres dengan baik. Namun apabila terjadi kebalikannya, bisa menimbulkan rasa cemas atau tegang akibat stres," kata Danardi.
Mekanisme pertahanan diri yang dimaksud Danardi bisa dilihat dari bagaimana orang menyikapi sesuatu yang menurutnya sebuah masalah. Misalnya jika seseorang difitnah oleh temannya sendiri mencuri sejumlah uang. Apakah ia akan menyikapinya dengan marah, bercanda atau cara lainnya. Mekanisme pertahanan diri ini muncul seiring dengan banyaknya interaksi yang dialami seseorang.
"Jika seseorang menyikapi suatu kejadian dengan hal yang negatif berarti ada gangguan dalam kesehatan mentalnya," kata dokter yang berpraktek di RSCM ini.
Agar kesehatan jiwa tetap terjaga dan mengganti mekanisme pertahanan diri dengan hal positif agar tidak stres, dokter berkacamata ini menyarankan agar setiap orang mengenali dirinya terlebih dahulu.
"Prinsipnya mengenali diri sendiri dulu. Sadar gak manajemen pertahanan dirinya itu negatif. Setelah sadar kalau nggak pingin stres harus menyikapinya dengan lebih baik," imbuhnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!