Suara.com - Sebuah penelitian baru-baru ini menyatakan bahwa orang yang tinggal di dataran yang lebih tinggi cenderung lebih sehat dan berisiko kecil menderita kanker paru-paru ketimbang mereka yang tinggal di dataran rendah.
Tempat seperti pegunungan memang memiliki kesejukan udara yang melegakan pernapasan, inilah yang mendasari hasil penelitian ini .
Menurut peneliti tingkat oksigen yang dihasilkan di dataran tinggi lebih baik dan lebih proposional untuk paru-paru. Selain kemungkinan menderita kanker paru-paru yang lebih kecil, peneliti juga mendapati adanya tren yang sama untuk kanker non-pernapasan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa paparan karsinogen terjadi melalui pernapasan.
"Temuan ini penting untuk kehidupan manusia, bagaimana jumlah oksigen yang dihirup mempengaruhi risiko kanker," ujar peneliti.
Menurut Kamen Simeonov dari Perelman School of Medicine, University of Pennsylvania, oksigen di atmosfer berperan penting bagaimana kanker bisa terjadi pada sebagian orang.
"Oksigen sangat reaktif, dan sangat cepat dikonsumsi oleh sel-sel tubuh kita, sehingga menghasilkan spesies oksigen reaktif (ROS) yang dapat menyebabkan kerusakan sel dan mutasi," tambah peneliti.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti melakukan analisis risiko kanker pada daerah dataran tinggi seperti di Amerika Bagian Barat yang ternyata mengalami penurunan signifikan untuk kasus kanker di banding daerah lainnya yang lebih rendah.
Efeknya dramatis dengan insiden penurunan sebesar 7.23 kasus per 100.000 orang untuk setiap kenaikan 3.281 kaki di dataran tinggi, setara dengan 13 persen dari rata-rata kejadian kanker paru-paru yakni 56,8 kasus per 100.000 orang. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
-
Rupiah Bangkit Perlahan, Dolar AS Mulai Terpojok ke Level Rp16.760
-
2 Profesi Ini Paling Banyak Jadi Korban Penipuan di Industri Keuangan
-
Cek Fakta: Viral Klaim Pigai soal Papua Biarkan Mereka Merdeka, Benarkah?
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya