Suara.com - Melatih bayi belajar bicara sejak dini akan membantu kemampuan komunikasi dan interaksi sosialnya dengan lingkungan. Cara yang dilakukan orangtua untuk mengajari anak balitanya berkomunikasi cukup beragam, salah satunya melalui media video.
Akurasi pembelajaran melalui video ini juga telah diteliti oleh Emory University, peneliti menjelaskan bahwa dengan mengajari anak selama 15 menit dan empat kali seminggu dengan media video yang memuat instruksi, anak-anak ini dengan cepat mampu mengenal benda-benda yang telah dipelajari dari video setelah dilakukan percobaan.
Untuk memastikan cara latihan mana yang memiliki implikasi terbaik, dilakukan percobaan oleh peneliti Emory University dengan membagi ke dalam empat kelompok. Yang pertama diberikan peran video dan orang tua; kelompok kedua diberi pengajaran via video saja; ketiga melalui instruksi orang tua; terakhir mendapatkan kontrol dari orang tua.
Hasilnya penggunaan video memiliki manfaat lebih efisien dalam mengajari anak berkomunikasi atau mengenal hal yang belum pernah di lihatnya. Dalam waktu 15 menit selama empat minggu, balita sudah dapat menunjukkan gambar-gambar dengan benar sesuai pembelajaran dari video.
Berbeda dengan cara tradisional yang hanya mengandalkan pola dua arah antara orangtua dan anak yang membutuhkan waktu lebih lama walaupun akhirnya anak akan bisa juga.
Namun, dari pengajaran cara berkomunikasi kepada balita melalui video ini, akan lebih maksimal dan memiliki tingkat akurasi yang tinggi saat balita ditemani oleh orangtuanya saat menonton video tersebut.
Peran orangtua memang sangat krusial dalam tumbuh kembang anak. Pola pengajaran yang diberikan sejak dini akan membentuk jati diri anak saat dewasa kelak, salah satunya melalui komunikasi yang berfungsi membangun interaksi dengan sesamanya. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional