Suara.com - Kejadian Luar Biasa (KLB) Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur, diakui sudah diprediksi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Pasalnya, hal ini disebabkan oleh perubahan musim yang menyebabkan jumlah nyamuk meningkat, ditambah dengan antisipasi yang kurang dari masyarakat.
"Kami sudah peringatkan dari jauh-jauh hari kepada seluruh suku dinas kesehatan, bahwa karena musim pancaroba atau pergantian dari kemarau ke musim penghujan, maka jumlah nyamuk DBD akan meningkat," kata Menkes Nila, saat konferensi pers "Rencana Kerja Kementerian Kesehatan 2015", di Gedung Kemenkes, Jakarta, Selasa (3/2/2015).
Nila pun mengaku prihatin dengan tingginya angka kejadian DBD di beberapa wilayah di Jawa Timur. Dia lantas menyerukan lagi kepada masing-masing kabupaten, untuk melakukan upaya penanganan serta pencegahan, salah satunya dengan mengaktifkan kembali program Jumat Bersih.
Sementara itu, Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, dr HM Subuh, menyatakan bahwa jumlah kasus DBD sudah mengalami penurunan dalam beberapa minggu terakhir di 18 kabupaten/kota di Jawa Timur yang dinyatakan berstatus KLB.
"Minggu lalu dilaporkan bahwa jumlah rata-rata kasus demam berdarah setiap harinya mencapai 17-18 kasus. Namun pekan ini hanya 3-4 kasus baru yang dilaporkan," ujarnya.
Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Mojokerto diketahui merupakan satu-satunya kota yang dinyatakan bebas kasus DBD. Menurut Subuh pula, angka kejadian nol persen ini merupakan hasil kerja keras Bupati Mojokerto beserta masyarakatnya, untuk melakukan pencegahan terhadap DBD sepanjang tahun.
"Pencegahan melalui 3M, yakni menguras, menutup, dan memanfaatkan kembali barang bekas, adalah cara sederhana yang sangat efektif untuk memutus rantai penularan DBD," imbuh Subuh.
Berita Terkait
-
Menkes Wacanakan Hapus Rujukan Berjenjang BPJS, Begini Repons Pimpinan DPR
-
Bakal Rombak Sistem Rujukan BPJS, Menkes Budi Tak Mau Bertele-tele: Nanti Pasien Keburu Wafat
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Pemerintah Dorong Investasi Lab & Rapid Test Merata untuk Ketahanan Kesehatan Nasional
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025