Suara.com - Meski mengandung kadar gula yang cukup tinggi, stroberi ternyata dapat mengurangi risiko komplikasi diabetes.
Ini dibuktikan dari sebuah penelitian terkini yang menemukan fakta mengejutkan bahwa stroberi dapat menekan risiko komplikasi diabetes tipe satu dan dua.
Tak hanya itu, menurut tim peneliti di The Salk Institute for Biological Studies, San Diego, California, stroberi juga dapat mengurangi risiko penyakit Alzheimer dan beberapa kanker tertentu.
Penelitian ini menunjukkan bahwa jenis flavonoid yang disebut fisetin dalam stroberi berperan dalam mengunci perkembangan risiko penyakit-penyakit tersebut.
"Kami menemukan satu faktor utama yang berperan dalam mencegah diabetes, yakni fisetin. Molekul ini bekerja sangat baik dan cukup teruji," kata salah satu peneliti senior dan Head of The Cellular Neurobiology Laboratory The Salk Institute for Biological Studies David Schubert, Ph.D.
Seorang ilmuwan senior lain dari Cellular Neurobiology Laboratory (CNL) Pam Maher, Ph.D menjelaskan bahwa awal pengidentifikasian sebagai flavonoid sudah dilakukan sejak sepuluh tahun lalu. Flavonoid yang termasuk senyawa polifenol sering dijumpai pada anggur dan bluberi.
"Pada tumbuhan, flavonoid berperan sebagai tabir surya pelindung daun dan buah dari serangga. Sebagai makanan, mereka berperam besar dalam diet karbohidrat," imbuhnya.
Untuk sampai pada kesimpulan tersebut, tim peneliti melakukan pengujian terhadap tikus jenis akita. Secara genetik, tikus ini menderita kadar gula darah tinggi, mirip seperti manusia yang mengidap penyakit diabetes. Sebagai bagian dari terapi, mereka diberikan 37 stroberi setiap hari.
Alhasil, risiko terjadinya komplikasi diabetes berkurang drastis, dan aktivitas inflamasi yang berhubungan dengan kanker pun melambat. Selain itu saraf yang berhubungan dengan penyakit Alzheimer bergerak teratur dan mengurangi kecemasan.
Lebih dari itu, fisetin juga dapat mengurangi kompilkasi ginjal pada penderita diabetes. "Kami menemukan bahwa diabetes dapat menjadi faktor risiko penyakit Alzheimer dan fisetin dapat mengendalikan risiko itu secara signifikan," kata Schubert.
Temuan tersebut memperkuat beberapa penelitian lain yang menganjurkan orang untuk beralih pada gaya hidup yang sehat yaitu, mempertahankan diet seimbang, rajin berolahraga, dan menjaga kesehatan mental.
Meski hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hasil yang positif, namun para peneliti mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut ke tingkat manusia masih diperlukan untuk mengetahui kemungkinan fisetin dijadikan obat klinis.
Namun, tampaknya masih terdapat banyak tantangan, salah satunya tentang kesulitan menjamin produk alami.
"Kami tidak akan pernah tahu apakah senyawa fisetin bekerja maksimal pada manusia sampai ada seseorang yang bersedia mendukung uji klinis ini," pungkasnya. (Sciencedaily)
Berita Terkait
-
Momen Emosional Angelina Jolie, Nangis di Depan Publik Kenang Pesan Ibunya Soal Kanker
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Indomie Soto Banjar Mengandung Zat Pemicu Kanker? Ini Kata Otoritas Taiwan dan BPOM
-
Kenali Tanda Diabetes Tipe 1 pada Anak, Orang Tua Wajib Waspada!
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan