Suara.com - Isnaini (29) masih ingat betul saat ia mengalami alergi debu yang sangat parah, terasa gelap, napas sesak dan rasanya seperti mau mati.
Ia memang mengidap alergi debu sejak kecil, tapi tak pernah separah itu, biasanya hanya bersin-bersin. Isna langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat perawatan intensif.
"Suami saya juga punya riwayat alergi. Kedua anak saya pun punya 'bakat' alergi. Alergi memang sepele, tapi mematikan," ujar Isna di Jakarta, akhir pekan lalu.
Sampai saat ini, banyak masyarakat yang masih menyepelekan alergi pada anak. Padahal jika dibiarkan, tidak hanya mengganggu kualitas hidup anak tetapi juga nyawanya.
Hasil kajian International Study of Asthma and Allergies in Childhood, semakin banyak anak-anak yang terkena alergi, termasuk di Asia Pasifik.
Bahkan di Tanah Air, angka kejadian penyakit alergi semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Ketua Divisi Alergi Imunologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Dr dr Zakiudin Munasir SpA(K) mengatakan alergi merupakan reaksi yang menyimpang terhadap berbagai rangsangan dari luar tubuh misalnya terhadap makanan, debu, obat-obatan dan sebagainya.
"Penyakit alergi hanya mengenai anak yang mempunyai bakat alergi yang disebut atopik," jelas Zaki dalam diskusi media "Morinaga Allergy Week".
Alergi diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtuanya. Alergi juga dapat terjadi pada bayi, yang terpapar asap rokok sejak dalam kandungan, terpapar polusi dan tidak mendapatkan ASI.
Setiap tahun, prevalensi alergi meningkat terutama di kota besar.
Jika kedua orang tua tidak memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebanyak lima hingga 15 persen.
Kemudian jika saudara kandungnya memiliki riwayat alergi, maka anak tersebut mempunyai persentase potensi alergi sebesar 25 hingga 30 persen.
Jika salah satu orang tua memiliki riwayat alergi, maka persentase potensi anak terkena alergi sebesar 20 hingga 40 persen.
"Selanjutnya, jika kedua orang tuanya memiliki riwayat alergi, maka potensi anak mengidap alergi 60 persen hingga 80 persen," terang dia. (Antara)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Statistik Suram Elkan Baggott Sepanjang 2025, Cuma Main 360 Menit
-
Pengguna PLTS Atap Meningkat 18 Kali Lipat, PLN Buka Kouta Baru untuk 2026
-
Bank Dunia Ingatkan Menkeu Purbaya: Defisit 2027 Nyaris Sentuh Batas Bahaya 3%
-
Jadi Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia, John Herdman Punya Kesamaan Taktik dengan STY
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci