Suara.com - Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kesuburan lelaki dan perempuan. Mulai dari makanan, stres, aktivitas sehari-hari hingga obat-obatan.
Untuk obat-obatan ternyata ada beberapa di antaranya yang dapat mempengaruhi langsung pada sistem reproduksi pada lelaki dan perempuan. Kondisi ini tentu saja bisa berdampak buruk pada infertilitas.
Tak hanya itu, obat-obatan tertentu juga dapat mempengaruhi siklus ovulasi pada perempuan dan produksi sperma yang normal pada lelaki.
Lantas, obat-obatan apa saja yang bisa mempengaruhi kesuburan? Yuk, telusuri lebih jauh seperti dilansir dilansir Boldsky.
1. Steroid
Steroid anabolik dan kortikosteroid dapat mempengaruhi kesuburan lelaki dan perempuan. Pada lelaki, asupan steroid yang berlebihan dapat mengakibatkan penurunan produksi sperma dan dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Tak hanya itu, steroid juga bisa mempengaruhi siklus bulanan dan proses ovulasi normal pada perempuan.
2. Anti-depresan
Obat anti-depresan ternyata dapat menyebabkan disfungsi ereksi, hilangnya libido, penurunan produksi sperma, dan menstruasi yang tidak teratur. Namun dengan adanya kemajuan ilmu kedokteran, ada beberapa obat anti-depresan yang tidak mempengaruhi kesuburan.
3. Obat anti-inflamasi
obat anti-inflamasi yang umum digunakan pada pasien arthritis rematik ternyata juga dapat menyebabkan infertilitas. Jadi, berhati-hati saat Anda mengonsumi obat ini, terutama saat Anda sedang menjalani program kehamilan.
4. Obat epilepsi
Obat epilepsi juga disebut dapat menyebabkan infertilitas. Obat ini akan mempengaruhi kelenjar pituitari yang membuat siklus ovulasi tidak tepat.
5. Obat kemoterapi
Obat kemoterapi dapat mempengaruhi setiap sel di tubuh Anda, termasuk organ reproduksi lelaki dan perempuan. Obat-obatan yang secara khusus dibuat untuk sistem reproduksi dapat mempengaruhi kesuburan. Namun bila konsumsinya dihentikan, dampak dari obat itu mungkin akan menghilang.
Berita Terkait
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Lumpur Rendam RSUD Aceh Tamiang: Momen Pilu Dokter Menangis di Tengah Obat-obatan yang Rusak Parah
-
RUU Penyesuaian Pidana: Korban Perkosaan Kini Dapat Akses Obat Aborsi Tanpa Dipidana
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Demam? Jangan Buru-Buru Minum Obat, Ini Penjelasan Dokter Soal Penyebabnya!
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat