Suara.com - Lari merupakan salah satu olahraga yang kini digandrungi oleh masyarakat urban. Wajar saja, hanya berbekal sepatu olahraga, siapapun bisa melakukan aktivitas fisik ini, baik tua maupun muda.
Tingginya minat terhadap jenis olahraga lari ini pun terlihat dari banyaknya ajang perlombaan lari yang diselenggarakan berbagai pihak.
Meski terlihat sepele, ternyata risiko yang ditimbulkan dari olahraga satu ini cukup besar. Salah satunya menyebabkan serangan jantung secara tiba-tiba. Oleh karena itu, sebelum mengikuti lomba, pelari disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan jantung.
"Ini paling fatal. Kita harus pastikan apakah jantung kita sehat atau tidak sebelum ikut lomba lari. Cara mudahnya dengan mengukur denyut nadi di pergelangan tangan," kata dokter spesialis kedokteran olahraga dari Royal Sport Medicine Centre, Zaini K Sarigih pada konferensi pers Urbanathlon Sundown di Jakarta, belum lama ini.
Lebih lanjut, ia mengatakan, jika denyut nadi selama satu menit mencapai 100 denyut, maka sebaiknya seseorang mengurungkan niatnya untuk mengikuti perlombaan lari.
"Sebenarnya nggak hanya untuk lari saja. Sebelum pertandingan olahraga apapun, seseorang harus menghitung jumlah denyut nadinya. Bayangkan, nggak olahraga saja jantung sudah bekerja lebih cepat apalagi jika dipaksakan berolahraga maka bisa bahaya," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah