Banyak orang menganggap bahwa menghisap rokok elektrik lebih aman bagi kesehatan dibanding rokok konvensional. Namun sebuah penelitian terkini mengungkap, rokok elektrik justru dapat mempengaruhi remaja di Amerika Serikat untuk mencoba rokok tembakau.
Temuan ini terungkap setelah ilmuwan dari University of Southern California Health, Emotion and Addiction Laboratory melakukan penelitian terhadap 2500 pelajar SMA di Los Angeles. Responden yang terlibat mengaku bahwa mereka belum pernah menghisap rokok konvensional, sementara 220 remaja lainnya mengaku pernah mencoba rokok elektrik.
Di akhir masa penelitian, yakni tiga tahun setelahnya, peneliti menemukan bahwa hampir 50 persen responden pernah mencoba rokok elektrik. Mereka yang dilaporkan pernah mencoba rokok elektrik di awal penelitian ternyata sudah menghisap rokok tembakau.
Adam Leventhal, anggota tim peneliti menjelaskan bahwa remaja yang sudah terpapar rokok elektrik memiliki risiko dua kali lebih tinggi untuk mencoba rokok tembakau.
Ahli tembakau dari Rumah Sakit Umum Massachusetts dr Nancy Rigotti menambahkan, hal ini bisa terjadi karena struktur otak remaja rentan kecanduan nikotin. Jika mereka sudah pernah terpapar nikotin pada rokok elektrik maka mereka akan berusaha mencari produk lain yang menawarkan sensasi nikotin yang lebih kuat lagi.
"Cara mencegah kecanduan nikotin bisa dilakukan dengan menjauhkan mereka dari rokok apapun jenisnya," kata Rigotti.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan American University of Beirut juga mengungkap bahwa nikotin pada rokok elektrik termasuk jenis yang menimbulkan kecanduan. Ini sebabnya, pengalaman menghisap rokok elektrik bisa membuat seseorang kecanduan untuk menikmatinya lagi. (Reuters)
Berita Terkait
-
Vape Jadi Narkoba? BNN Bergerak Usai Singapura Ambil Langkah Ekstrem
-
Riset: Rokok Elektrik Bantu Lebih Banyak Orang Berhenti Merokok Dibandingkan Cara Biasa
-
7 Fakta Larangan Vape di Singapura, Bisa Dijebloskan ke Penjara
-
Pengusaha Protes Pemerintah Soal Aturan Rokok Elektrik
-
Bisnis Vape Makin Cuan, Delta Sukses Teknologi Terus Menggeliat di Tengah Regulasi Ketat
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis