Suara.com - Obat pereda nyeri yang umum dijual di pasaran salah satunya adalah paracetamol. Tapi bagi Anda yang sedang hamil, tak disarankan untuk mengonsumsi jenis obat pereda nyeri satu ini.
Pasalnya, sebuah penelitian terkini menyebut bahwa ibu hamil yang mengonsumsi parasetamol memiliki risiko lebih tinggi melahirkan anak laki-laki dengan gangguan autisme.
"Otak bayi laki-laki lebih rentan terhadap pengaruh berbahaya selama kehamilan awal," ujar penulis utama Claudia Avella-Garcia, peneliti di Pusat penelitian di Lingkungan Epidemiologi (Creal), sebuah organisasi riset Spanyol.
Di sisi lain, asupan parasetamol pada bumil juga meningkatkan risiko mengidap ADHD pada anak-anak dari kedua jenis kelamin.
Hasil studi menunjukkan otak anak-anak yang terus terpapar paracetamol memiliki kinerja yang lebih buruk pada perhatian, impulsif dan kecepatan pemrosesan visual.
"Peningkatan risiko ini akan terlihat saat anak berusia lima tahun," tambah Avella-Garcia.
Untuk mendapatkan temuan ini, peneliti menganalisis 2.644 pasangan ibu-anak sejak masa kehamilan sang ibu.
Parasetamol bisa berbahaya untuk perkembangan saraf karena beberapa alasan, menurut peneliti.
Pertama, zat itu mengurangi rasa sakit dengan mempengaruhi reseptor cannabinoid di otak.
Reseptor ini berperan untuk membantu menentukan bagaimana neuron atau sel saraf terhubung satu sama lain, dan paparan parasetamol dapat mengubah beberapa proses penting tersebut.
"Hal ini juga dapat mempengaruhi perkembangan sistem kekebalan tubuh, atau secara langsung meracuni pertumbuhan janin dengan menciptakan stres oksidatif," kata Jordi Julvez, salah satu peneliti dari Creal. (Zeenews)
Berita Terkait
-
Rayakan Keberagaman, Belajar Hidup Berdampingan dengan Autisme: Bagaimana Caranya?
-
Sumbang Rp59 M, Suga BTS Rutin Mengajar Musik di Pusat Terapi Autisme
-
Donasi Rp 59 Miliar, Suga BTS Bangun Pusat Perawatan Autisme Atas Namanya
-
CEK FAKTA: Kasus Autisme Melonjak di Vietnam Ulah Vaksin TBC Bill Gates, Benarkah?
-
Dubai Raih Pengakuan sebagai Destinasi Autisme Bersertifikat Pertama di Belahan Bumi Timur
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?