Suara.com - Setiap saat jantung terus berdenyut untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Jantung bendenyut karena adanya aliran listrik yang bersumber dari satu 'generator' dan mengalir hingga sampai ke bilik jantung.
Pada kondisi tertentu jantung berdenyut lebih kencang, seperti usai beraktivitas berat atau ketakutan. Jika ini terjadi,mak atergolong normal.
Namun jika denyut berdebar kencang tanpa pemicu, maka jangan anggap enteng. Pasalnya menurut dokter spesialis jantung pembuluh darah RS Jantung Harapan Kita, dr. Yoga Yuniadi, denyut jantung tak teratur bisa merupakan gejala Fibrilasi Atrium atau gangguan irama jantung.
"Fibrilasi atrium terjadi karena banyak sumber listrik yang saling berkompetisi, sehingga menyebabkan darah menjadi berputar-putar dan pasien merasakan denyut yang tidak beraturan, nyeri dada, sesak napas, kelelahan dan tidak mampu berolahraga," ujar Yoga pada temu media di RS Jantung Harapan Kita, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Fibrilasi atrium, lanjut dia, bisa berbahaya karena memicu gumpalan darah yang umumnya tersangkut di otak sehingga meningkatkan risiko stroke hingga lima kali lipat.
"Stroke memang tidak hanya disebabkan oleh gangguan irama jantung, tapi faktor yang menyertainya seperti ada tidaknya kondisi gagal jantung, hipertensi, diabetes, riwayat stroke, usia lanjut. Tapi jika seseorang mengidap fibrilasi atrium, risiko mengalami stroke semakin cepat, misalnya hari ini didiagnosis FA, besoknya kena stroke, beda dengan hipertensi atau diabetes yang mungkin baru memicu stroke 5 tahun kemudian," tambahnya.
Angka kejadian fibrilasi atrium di Indonesia, lanjut Yoga, mencapai 0,4-1 persen dari seluruh populasi. Semakin bertambah usia maka risiko mengidap gangguan irama jantung semakin tinggi. Fibrilasi atrium sendiri, kata dia, bisa timbul karena dipicu penyakit tertentu ataupun tanpa sebab.
"Kalau yang tanpa sebab ini biasanya memang khas. Pasien tidak mengalami kelainan struktural di jantung, tidak ada hipertensi atau faktor risiko lainnya tapi denyut jantung tidak teratur. Biasanya yang tanpa sebab ini muncul pada usia muda, dibawah 20 tahun juga bisa," lanjut dia.
Sedangkan gangguan irama jantung sekunder, muncul karena adanya penyakit penyerta. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko tertinggi yakni 3-5 kali lipat untuk gangguan irama jantung. Bahkan dokter Yoga menyebut 20-40 persen penderita hipertensi memiliki peluang tinggi mengidap fibrilasi atrium ini.
"Penyakit lainnya yang memicu gangguan irama jantung antara lain diabetes, peningkatan hormon tiroid, obesitas, dan penyakit jantung koroner," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Vokal Suarakan Keresahan Rakyat, Ferry Irwandi Ternyata Idap Penyakit Mematikan
-
Diam-diam Ferry Irwandi Punya Kelainan Jantung, RIsiko Terburuk Meninggal Mendadak
-
Antrean Panjang, Menkes Targetkan 2027 Seluruh Provinsi Bisa Operasi Bypass Jantung
-
Kronologi Dokter Ahli Jantung Anak Tak Bisa Layani Pasien BPJS Padahal Mengabdi 28 Tahun di RSCM
-
Akses BPJS Pasien Dokter Piprim Dibekukan, Rieke Diah Pitaloka Geram: Kemenkes Nggak Ada Hak!
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!