Suara.com - Penyakit kaki gajah merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Umumnya penyakit ini ditandai dengan adanya pembengkakan di beberapa bagian tubuh seperti kaki, tangan, payudara hingga skrotum.
Sayangnya jika sudah menunjukkan gejala tersebut, infeksi filariasis sudah pada tahap serius yang bisa menimbulkan kecacatan tetap. Oleh karena itu penting untuk memahami gejala awal dari penyakit kaki gajah.
Ketua Komite Ahli Pengobatan Filariasis, Prof. Dr. dr. Purwantyastuti mengatakan gejala klinis penyakit kaki gajah memang tidak khas. Biasanya ditandai dengan demam berulang yang terjadi 1-2 kali dalam sebulan, dan bisa sembuh tanpa diobati.
Gejala lainnya adalah timbul benjolan yang terasa nyeri di bagian tubuh tertentu seperti daerah lipat paha atau ketiak, meski tidak terdapat luka. Namun gejala ini biasanya muncul setelah infeksi filariasis terjadi selama beberapa tahun.
"Gejala dini memang belum ada. Tapi kalau sering merasa demam atau flu tapi sebenarnya nggak flu sebaiknya memeriksakan diri," ujarnya pada temu media 'Kenali dan Cegah Filariasis Sejak Dini' di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Ada tidaknya cacing filariasis ini, tambah dia, sebenarnya bisa diketahui dengan pemeriksaan darah. Namun sayangnya cacing ini hanya bisa dideteksi pada malam hari.
"Kalau pagi atau siang hari, dia (cacing filariasis) ngumpet sehingga tidak terdeteksi. Nah jadi kalau merasa demam dan nggak enak badan saat malam hari, coba tes darah di malam hari," imbuh Prof. Purwantyastuti.
Sebagai tindakan pencegahan sekaligus pengobatan, ia mengimbau agar masyarakat mengikuti program pemberian obat pencegahan massal (POPM) filariasis pada Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) yang jatuh setiap Oktober mendatang.
Pemberian obat cacing ini dilakukan selama lima tahun, yang diharapkan dapat memutus rantai penularan filariasis demi mencegah kecacatan tetap.
"Kenapa harus 5 tahun, pernah dicoba sekaligus 5 tapi efek sampingnya cukup berat bagi tubuh sehingga direkomendasikan sekali setahun selama lima tahun. Cara kerja obat ini langsung membunuh filaria sehingga risiko mengidap penyakit kaki gajah sangat rendah," pungkas Prof. Purwantyastuti.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
- Diundang Dolce & Gabbana, Penampilan Anggun Mayang Banjir Pujian: Netizen Bandingkan dengan Fuji
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!