Suara.com - Banyak yang menganggap bahwa ibu lebih berperan besar dalam mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Padahal riset membuktikan, peran ayah juga tak kalah pentingnya untuk perkembangan fungsi kognitif, motorik dan sosial anak.
"Dua-duanya sama-sama penting. Ketiga area penting di otak anak, yakni motorik, kognitif, dan sosial, akan berkembang dengan baik jika ada peran ayah di dalamnya," ujar psikolog Naomi Soetikno pada temu media yang dihelat Baby Happy di Jakarta, Jumat (30/9/2016).
Naomi menambahkan, anak yang dibesarkan ayah dan ibu juga secara kognitif memiliki problem solving lebih baik. Secara sosial, anak juga lebih terampil bersosialisasi dan lebih lincah karena perkembangan motorik bekerja sesuai tahapan.
Ia menjelaskan, ada beberapa cara dimana ayah dapat berperan mengoptimalkan tumbuh kembang anak, antara lain struktur, kehangatan, tanggung jawab dan mudah diakses.
Pertama, ayah perlu memberikan aturan atau arahan di dalam kehidupan rumah tangga, khususnya yang berkaitan dengan pengasuhan anak. Caranya, dengan mendiskusikan bersama istri pola pengasuhan seperti apa yang akan diterapkan kepada buah hatinya.
"Misal ayah memberlakukan aturan, kalau ketemu orang yang lebih tua harus cium tangan. Dan arahan ini dilakukan setiap hari pada anak," imbuhnya.
Dalam pengasuhan, Naomi juga mengatakan bahwa ayah perlu memberikan kehangatan pada anak. Jika anak melakukan kesalahan, maka sebaiknya ayah dapat memberikan nasihat dengan cara yang baik dan tetap memberi rasa nyaman terhadap anak.
"Ketiga, ayah juga perlu memberikan tanggung jawab. Jadi tanggung jawab ayah bersama dengan ibu untuk saling mengingatkan, misal kapan anak harus imunisasi, harus ganti popok ketika basah. Intinya harus saling berbagi tanggung jawab," tambahnya.
Terakhir, agar peran ayah dapat mendukung tumbuh kembang anak, Ia mengimbau agar para ayah mudah diakses oleh anak. Meski sibuk dengan pekerjaan, ayah harus menyempatkan waktu bercengkrama dan bermain dengan sang anak.
"Anak seringkali ingin ketemu ayah, tapi ayahnya sibuk. Cara mensiasatinya ya manfaatkan kecanggihan teknologi. Misalnya melalui video call atau telpon anak pada saat-saat luang, dan ciptakan perasaan aman dan nyaman pada anak," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit