Suara.com - Mengonsumsi ganja setiap hari dapat meningkatkan risiko remaja mengalami psikotik berulang sebanyak 159 persen. Pernyataan ini didukung studi ilmiah.
Pengalaman psikotik mencakup pengalaman penyimpangan persepsi. Seseorang akan merasakan bahwa sesuatu di luar diri adalah bagian dari tubuh mereka.
Mereka juga akan sering berpikir bahwa mereka diperlakukan dengan tidak benar dan tidak adil.
"Temuan kami mengkonfirmasi bahwa menjadi pengguna ganja yang teratur selama masa remaja, memang terkait dengan risiko gejala psikotik," kata pemimpin penulis Josiane Bourque, mahasiswa doktoral di Universite de Montreal (UdeM), Kanada.
"Meski jarang terjadi dan dengan demikian tidak bermasalah bagi remaja, tapi pengalaman ini dilaporkan terus berlanjut, dari tahun ke tahun, ada peningkatan risiko psikotik pertama atau kondisi kejiwaan lainnya," Bourque menambahkan.
Temuan tersebut, yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, mengungkapkan bahwa mereka yang terus-menerus mengkonsumsi ganja, terkadang menyalahgunakan zat itu sepekan sekali atau lebih sering setiap hari.
Angka ini 159 persen meningkatkan risiko pengembangan psikosis, seperti pengalaman.
Penggunaan ganja mengurangi kemampuan seseorang untuk menolak perilaku sosial yang tidak dapat diterima sebagai respons terhadap stimulus tertentu.
Peningkatan risiko depresi akibat penggunaan ganja juga sering dianggap berada di belakang onset psikosis, kata para peneliti.
Baca Juga: Studi: Ganja Bisa Bikin Otak Kembali Muda
"Hasil kami menunjukkan bahwa penggunaan ganja berhubungan dengan sejumlah gejala kesehatan kognitif dan mental, peningkatan gejala depresi, seperti pikiran negatif dan mood yang buruk. Ini dapat menjelaskan hubungan antara penggunaan ganja dan meningkatnya jenis psikotik. Pengalaman mereka di masa muda," kata Bourque.
Temuan ini memiliki implikasi klinis yang penting untuk program pencegahan penggunaan ganja pada kaum muda, yang melaporkan adanya pengalaman psikotik yang terus-menerus.
"Sementara mencegah penggunaan ganja pada remaja harus menjadi tujuan semua strategi obat, pendekatan pencegahan yang ditargetkan sangat diperlukan, untuk menunda dan mencegah penggunaan ganja pada orang muda yang berisiko mengalami psikosis," kata Patricia Conrod, profesor UdeM.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Motor Matic Paling Nyaman & Kuat Nanjak untuk Liburan Naik Gunung Berboncengan
- 5 Mobil Bekas yang Perawatannya Mahal, Ada SUV dan MPV
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
Pilihan
-
Senjakala di Molineux: Nestapa Wolves yang Menulis Ulang Rekor Terburuk Liga Inggris
-
Live Sore Ini! Sriwijaya FC vs PSMS Medan di Jakabaring
-
Strategi Ngawur atau Pasar yang Lesu? Mengurai Misteri Rp2.509 Triliun Kredit Nganggur
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
Terkini
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit