Suara.com - Kehidupan yang serbacepat seperti yang kita jalani saat ini sering membawa dampak buruk pada kesehatan mental, dan membuat manusia modern berada di bawah tekanan meningkat.
Isu keuangan, hubungan, pekerjaan, perceraian, kematian, masalah kesehatan, politik, tekanan masyarakat, merupakan sebagian dari daftar hal-hal dalam kehidupan yang menekan kita tidak ada habisnya. Namun, pengalaman hidup yang menegangkan juga dapat memberi tekanan pada otak, dan menyebabkan otak menua beberapa tahun lebih cepat.
Periset memeriksa data 1.320 orang yang melaporkan pengalaman stres selama masa hidup mereka, dan menjalani tes di bidang pemikiran dan ingatan. Usia rata-rata subyek penelitian adalah, 58 tahun, termasuk 1.232 orang kulit putih Amerika dan 82 orang Afro Amerika.
Hasilnya diketahui, periset dari Wisconsin University di AS juga menemukan, orang Afro Amerika mengalami 60 persen lebih banyak peristiwa stres atau menegangkan daripada orang kulit putih selama masa hidup mereka. Periset menemukan, setiap pengalaman stres yang dialami, setara dengan sekitar empat tahun penuaan kognitif pada masyarakan Afro Amerika.
Serangkaian tes neuropsikologis memeriksa beberapa area, termasuk empat nilai memori seperti ingatan langsung, pembelajaran verbal dan memori, pembelajaran visual dan ingatan, dan penarikan kembali cerita.
Pengalaman hidup yang stres, termasuk insiden seperti kehilangan pekerjaan, kematian anak, perceraian atau tumbuh dengan orang tua yang menyalahgunakan alkohol atau narkoba. Hasilnya menunjukkan, sejumlah besar peristiwa stres dikaitkan dengan fungsi kognitif yang lebih buruk di kemudian hari.
"Mempelajari peran stres itu rumit. Sulit untuk dipisahkan dari kondisi lain seperti kecemasan dan depresi, yang juga dianggap berkontribusi terhadap risiko demensia," ungkap Doug Brown, direktur penelitian di Alzheimer's Society di Inggris.
"Kami tahu bahwa stres yang berkepanjangan dapat berdampak pada kesehatan kita, jadi tidak mengherankan jika penelitian ini menunjukkan peristiwa kehidupan yang penuh tekanan juga dapat mempengaruhi ingatan dan kemampuan berpikir kita di kemudian hari," tandasnya. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Ngeri Tapi Nagih! Ini Lho Alasan Psikologis Kenapa Kita Doyan Banget Nonton Film Horor
-
Daftar 46 Taipan yang Disebut Borong Patriot Bond Danantara, Mulai Salim, Boy Thohir hingga Aguan
-
Pilih Gabung Klub Antah Berantah, Persis Solo Kena Tipu Eks Gelandang Persib?
-
Tema dan Pedoman Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025
-
Emas Antam Tembus Level Tertinggi Lagi, Hari Ini Dibanderol Rp 2.234.000 per Gram
Terkini
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis