Suara.com - Para ilmuwan masih kerap berdebat mengenai apakah kebahagiaan paling memengaruhi kesehatan. Sejumlah penelitian menyimpulkan, perasaan senang dan puas dapat meningkatkan kesejahteraan fisik seseorang.
Sebuah penelitian menunjukkan, orang-orang yang mengalami berbagai emosi positif dalam kehidupan sehari-hari, seperti antusiasme terhadap keceriaan dan ketenangan, mungkin memiliki risiko penyakit kronis dan kematian dini yang lebih rendah.
Menurut para peneliti dari Cornell University di AS, orang-orang yang mengalami banyak jenis kebahagiaan memiliki tingkat peradangan lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang mengalami rentang emosi yang lebih sempit. Tingkat peradangan yang lebih rendah terkait dengan risiko kematian dini dan penyakit kronis yang lebih rendah seperti diabetes.
"Ada banyak jenis kebahagiaan, dan mengalami keragaman keadaan emosional dapat mengurangi kerentanan seseorang terhadap psikopatologi dengan mencegah satu pun emosi mendominasi kehidupan emosional mereka," kata Anthony Ong, profesor di Cornell University.
Studi ini menyoroti satu jalur biologis potensial seperti peradangan sistemik melalui keragaman pengalaman emosional positif sehari-hari mungkin sangat berpengaruh memengaruhi kesehatan jangka panjang.
Dalam studi tersebut, Ong dan rekan-rekannya menganalisis hubungan antara 'keanekaragaman hayati' dengan keluasan dan kelimpahan berbagai emosi yang dialami orang serta tanda-tanda peradangan dalam tubuh.
Seseorang dengan tingkat keakuratan yang rendah merasa hampir sama sepanjang hari, dengan emosi terkonsentrasi hanya dalam beberapa kategori. Sebaliknya, seseorang dengan keimanan tinggi merasakan berbagai emosi sepanjang hari, menyebar secara merata pada spektrum perasaan.
Para peneliti menganalisis data dari 175 orang berusia 40 sampai 65 tahun yang melaporkan emosi negatif dan positif mereka selama 30 hari.
Setiap malam mereka menilai sejauh mana mereka telah mengalami 16 emosi positif hari itu, seperti tertarik dan bertekad untuk bahagia, bersemangat, geli, terinspirasi, waspada, aktif dan kuat. Mereka juga diminta menilai pengalaman mereka terhadap 16 emosi negatif, termasuk ketakutan, kesal, tertekan, gugup dan malu.
Darah peserta kemudian ditarik enam bulan kemudian dan diuji untuk tiga tanda peradangan yang beredar di darah. Rentang emosi negatif mereka - terlepas dari apakah itu sempit atau lebar - tidak berpengaruh pada peradangan.
Namun, orang-orang dalam penelitian yang melaporkan berbagai emosi positif memiliki tingkat peradangan yang lebih rendah daripada mereka yang mengatakan bahwa mereka merasakan rentang yang lebih sempit.
"Emosi melayani peran fungsional bagi individu, membantu mereka memprioritaskan dan mengatur perilaku dengan cara yang mengoptimalkan penyesuaian terhadap tuntutan situasional," kata Ong, penulis utama studi ini.
"Temuan kami menunjukkan bahwa penipisan atau kelimpahan emosi positif, khususnya, memiliki konsekuensi untuk fungsi dan kesehatan ekosistem emosional seseorang," sambungnya.
Bukti yang berkembang dari penelitian lain telah menghubungkan proses emosional dengan peradangan sistemik, yang telah terbukti berkontribusi terhadap kesehatan yang buruk, seperti aterosklerosis, diabetes, penyakit rheumatoid dan osteoporosis, dan menyebabkan sejumlah proses yang memainkan peran utama dalam kematian dini. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Emotion. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 7 Mobil Sedan Bekas Mulai 15 Jutaan, Performa Legenda untuk Harian
- Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 5 Body Lotion Mengandung SPF 50 untuk Mencerahkan, Cocok untuk Yang Sering Keluar Rumah
Pilihan
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
-
Menkeu Purbaya Segera Ubah Rp1.000 jadi Rp1, RUU Ditargetkan Selesai 2027
-
Menkeu Purbaya Kaji Popok Bayi, Tisu Basah, Hingga Alat Makan Sekali Pakai Terkena Cukai
-
Comeback Dramatis! Persib Bandung Jungkalkan Selangor FC di Malaysia
-
Bisnis Pizza Hut di Ujung Tanduk, Pemilik 'Pusing' Berat Sampai Berniat Melego Saham!
Terkini
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!