Suara.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mengingatkan para Jamaah calon haji Indonesia untuk mewaspadai penyakit bawaan yang diderita dan penyakit menular yang bisa didapat saat berada di lokasi ibadah haji.
"Ada dua kelompok, yaitu penyakit yang memang dibawa dari Tanah Air, dan penyakit yang didapat ketika di Arab Saudi. Jika tidak dikendalikan dengan sangat baik, bisa bertambah parah, jamaah sakit berat, dan menyebabkan kematian," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka di Jakarta, Selasa.
Eka memaparkan bagi calon jamaah yang sudah mengidap penyakit seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung bisa berpotensi bertambah parah saat di Arab Saudi mengingat kondisi yang terjadi di lapangan.
Oleh karena itu perlu dikendalikan dengan tidak beraktivitas terlalu lelah, seperti bepergian atau melaksanakan ibadah sunah yang menguras tenaga sehingga bisa berdampak pada kondisi kesehatan.
Sementara untuk penyakit yang bisa didapatkan di Arab Saudi, Eka menjelaskan beberapa contohnya, seperti MERS-CoV yang merupakan penyakit saluran pernapasan akibat virus dari binatang yang terkontaminasi.
"Biarpun orangnya kuat, tapi di sana ketika terkena virus ini tetap saja sakit," kata Eka.
Oleh karena itu disarankan jamaah tidak bermain-main dengan hewan di Arab Saudi.
Selain itu penyakit lain yang paling umum diderita oleh jamaah haji ialah heat stroke atau serangan stroke akibat terpapar sengatan sinar matahari.
Suhu Arab Saudi yang lebih tinggi dibanding Indonesia bisa menyebabkan heat stroke. Jamaah diharapkan memenuhi kebutuhan hidrasi tubuh setiap waktu dan menjaga dari sengatan sinar matahari langsung.
Selain itu potensi penyakit lain ialah kolera yang sedang menjadi kejadian luar biasa di negara Yaman yang berdekatan langsung dengan Arab Saudi.
Penyakit kolera merupakan penyakit yang cepat menular apabila seseorang tidak menjaga kebersihan tubuh dan sanitair secara baik.
Para jamaah diminta untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan sebelum makan atau setelah buang air besar atau menggunakan sanitair tempat umum.
Selain itu turut dijaga pula kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi. "Beli buah yang ada kulitnya seperti pisang, yang tidak dimakan langsung," kata Eka. [Antara]
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif