Suara.com - Pasien yang mengidap virus hepatitis C harus mengeluarkan biaya besar untuk pengobatannya. Aditya Wardhana selaku Direktur LSM Indonesia AIDS Coalition (IAC) mengatakan bahwa untuk obat hepatitis C generasi lama, yakni suntik Peggylated Interferon membutuhkan biaya Rp2,5 juta sekali suntik setiap minggunya atau sekitar 10 juta setiap bulannya.
Pengobatan dengan obat tipe lama ini pun lebih panjang karena membutuhkan waktu antara 6-12 bulan. Bisa dibayangkan, dalam setahun pasien hepatitis C membutuhkan obat-obatan senilai Rp120 juta untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.
Beruntung kini ada obat hepatitis C terbaru yang sudah tersedia versi generik, yakni dari golongan Direct Acting Antiviral (DAA) dengan tingkat kesembuhan lebih tinggi dengan persentase mencapai hampir 100 persen. Efek sampingnya pun lebih sedikit dibandingkan dengan pengobatan berbasis interferon.
Namun, daripada menggelontorkan biaya pengobatan yang tidak murah, sudah seharusnya melakukan pencegahan. Disampaikan Irsan Hasan SpPD-KEGH dari FKUI RSCM, pencegahan virus hepatitis C bisa dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan penderita hepatitis C.
"Hindari suntikan jarum suntik yang tidak steril atau penggunaan tato yang memungkinkan pertukaran cairan tubuh atau darah dari penderita yang terinfeksi. Bila perlu, gunakan jarum yang sekali pakai. Lakukan hubungan seks yang sehat dan aman," ujar dia dalam seminar awam yang dihelat Prodia di Jakarta, Sabtu (5/8/2017).
Sekitar 75-85 persen virus hepatitis C dapat berlanjut menjadi kronik. Hal ini disebabkan karena secara genetik virus hepatitis C amat variatif dengan angka mutasi yang tinggi, sehingga sering muncul virus mutan yang kerap menghindari antibodi tubuh.
Produktivitas replikasi virus ini mencapai 10 triliun kopi virus per hari sehingga mampu memunculkan generasi virus hepatitis C yang memungkinkan virus ini lolos dari sergapan sistem kekebalan tubuh. Itu sebabnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.
"Untuk deteksi dini, masyarakat bisa melakukan pemeriksaan anti HCV. Jika positif bisa dilakukan pengobatan langsung. Jangan khawatir karena angka kesembuhan hepatitis C mencapai 100 persen dengan obat generasi baru yang lebih minim efek samping," pungkas dia.
Baca Juga: Duh, Pasien Cuci Darah Berisiko Tinggi Tertular Hepatitis C
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis