Suara.com - Sebuah penelitian terbaru dari American Physocological Association menunjukkan, anak yang sejak sekolah dasar sampai usia dewasa sering ditemukan melanggar peraturan atau menentang orangtua, dapat tumbuh menjadi orang berpendidikan tinggi dan orang dewasa yang berpenghasilan tinggi.
Anak-anak berusia antara 8 hingga 12 tahun dievaluasi untuk ciri kepribadian non-kognitif seperti pengetahuan akademis, hak, dan pembelaan. 40 tahun kemudian, para periset memeriksa kembali bagaimana hasilnya.
Aturan seperti melanggar dan menantang otoritas orangtua ternyata merupakan prediktor non-kognitif terbaik untuk berpenghasilan tinggi saat dewasa.
Studi ini tidak menjelaskan mengapa ada korelasi kuat antara masa muda yang kerap melanggar peraturan, dan pendapatan tinggi di usia paruh baya. Penulis mendalilkan, anak-anak semacam itu mungkin lebih kompetitif di kelas, yang mengarah ke nilai yang lebih baik.
Mereka juga bisa jadu lebih menuntut sebagai orang dewasa, ketika negosiasi gaji, misalnya. Bisa jadi, mereka lebih bersedia memperjuangkan kepentingan finansial bahkan dengan risiko memiliki teman dan rekan kerja yang menyebalkan.
Para penulis juga sebenarnya tidak dapat mengesampingkan alasan negatif jika para pelanggar peraturan ini mungkin juga melakukan sesuatu yang tidak etis untuk menaikkan gaji mereka.
Namun, bagaimana caranya agar tahu apakah anak Anda berkemauan keras? Ahli terapi profesional mengungkapkan, anak berkemauan keras memiliki reaksi hati yang kuat, bahwa mereka akan bertarung bahkan bila itu tidak masuk akal.
Mereka mengejar apa yang mereka inginkan apapun biaya yang harus dikeluarkan. Apakah baik memiliki anak berkemauan keras? Terapis mengatakan, memang benar anak berkemauan keras lebih bersedia melakukan yang benar dibandingkan melakukan apa yang teman mereka lakukan.
Jika orangtua dapat memotivasi mereka melakukan sesuatu dengan baik di sekolah atau dengan tujuan nyata, anak-anak yang memiliki kemauan keras dapat dibentuk menjadi pemimpin yang akan melakukan hal yang benar, bahkan jika mereka harus melakukannya secara sendiri.
Caranya? Jaga agar komunikasi tetap terbuka, dan dengarkan kemauan mereka. Mintalah mereka untuk menjelaskan pandangan mereka. Ketika mereka membicarakan apa yang mereka inginkan, mungkin anak juga akan menangkap kurangnya logika mereka.
Dan jika anak membuat kasus yang "menarik", cobalah untuk bernegosiasi. Anda bahkan bisa menggunakan metode poin untuk memberikan keinginan mereka asalkan mereka telah bersedia melakukan hal tertentu.
Dan jika anak tidak bersedia, biarkan mereka mendapatkan beberapa konsekuensi. Setiap orangtua tentu ingin anaknya tumbuh menjadi orang dewasa yang sukses, dan penelitian ini menunjukkan, anak keras kepala bisa menjadi salah satu prediktornya. (Time)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
Mengenal Konsep Shake Out Run Road to Borobudur Marathon
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin