Suara.com - Ahli Kedokteran Jiwa Universitas Gadjah Mada Carla Raymondalexas Marchira menuturkan, masyarakat bisa ikut berperan mencegah munculnya kasus bunuh diri di lingkungannya dengan mengenali gejalanya.
"Masyarakat dapat turut andil dalam upaya mencegah bunuh diri dengan mengenali tanda-tanda dan faktor risikonya," kata Carla dalam Talkshow bertajuk Fenomena Bunuh Diri: Aspek Psikiatri dan Psikologi di Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, faktor risiko bunuh diri meliputi banyak hal seperti menganggur, bercerai, menjadi korban bulliying, banyak konflik, terisolasi secara sosial, mengalami pelecehan seksual, memiliki riwayat mutilasi, serta mempunyai riwayat orang tua depresi.
Sedangkan tanda-tanda orang yang akan melakukan bunuh diri, kata dia, bisanya sering menangis, merasa sedih, gelisah, mudah tersinggung, bingung, serta fanatik pada agama.
Berbagai upaya pencegahan, menurut dia, dapat dilakukan untuk meminimalisasi kejadian bunuh diri. Misalnya, untuk pencegahan primer dilakukan dengan memperhatikan faktor risiko yang dimiliki dan pencegahan skunder melalui deteksi dini dan terapi yang tepat untuk orang yang pernah melakukan percobaan bunuh diri.
"Misalnya saja menyingkirkan barang-barang yang bisa digunakan untuk bunuh diri. Kalau memang perlu, ada pengawasan secara total," kata dia.
Ahli psikologi Klinis UGM Sumarni mengatakan untuk mencegah niat maupun tindakan bunuh diri dapat dilakukan dengan memperkuat imunitas kepribadian.
Hal itu, menurut dia, perlu dilakukan karena faktor upaya percobaan bunuh diri berasal dari keberanian individu untuk melakukan bunuh diri.
Sumarni juga menekankan pentingnya membangun kelekatan dalam keluarga khsusunya ibu dan anak khususnya saat usia 0-18 tahun. Hal ini penting dilakukan karena jika di awal kehidupan tercipta ketenangan jiwa sehingga tidak rentan mengalami gangguan jiwa.
Baca Juga: Ungkap Jati Diri Saksi Kunci e-KTP yang Bunuh Diri Lewat KK
"Kalau mental sehat akan hidup dengan baik dan optimis, tetapi kalau mental tidak sehat akan cenderung sedih, mudah was-was, dan mudah bunuh diri," kata dia seperti diwartakan Antara.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul mencatat kasus bunuh diri di daerahnya sejak awal 2017 sudah mencapai 20 orang dengan dua kasus percobaan bunuh diri. Kasus bunuh diri di wilayah tersebut cenderung mengalami peningkatan. Selama rentang 2003-2012, ada sekitar 330 peristiwa bunuh diri. Rata-rata terjadi 33 kasus bunuh diri setiap tahun.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Sama-sama dari Australia, Apa Perbedaan Ijazah Gibran dengan Anak Dosen IPB?
- 5 Fakta SUV Baru Mitsubishi: Xforce Versi Futuristik, Tenaga di Atas Pajero Sport
- Bawa Bukti, Roy Suryo Sambangi Kemendikdasmen: Ijazah Gibran Tak Sah, Jabatan Wapres Bisa Gugur
- Mahasiswi IPB Jadi Korban Pengeroyokan Brutal Sekuriti PT TPL, Jaket Almamater Hangus Dibakar
Pilihan
-
Danantara Buka Kartu, Calon Direktur Keuangan Garuda dari Singapore Airlines?
-
Jor-joran Bangun Jalan Tol, Buat Operator Buntung: Pendapatan Seret, Pemeliharaan Terancam
-
Kerugian Garuda Indonesia Terbang Tinggi, Bengkak Rp2,42 Triliun
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
Terkini
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!