Suara.com - Apakah anak remaja Anda makan banyak makanan yang mengandung kalori tinggi? Jika ya, maka jangan salahkan mereka.
Menurut peneliti, hal itu terjadi karena remaja cenderung tidak dapat mengendalikan dorongan mengonsumsi makanan cepat saji seperti burger, pizza, dan kentang goreng karena gangguan di daerah otak yang terkait pengaturan dalam diri mereka.
Studi tersebut telah mengungkapkan, bahwa remaja yang memiliki peningkatan risiko obesitas, memiliki sedikit aktivitas saraf di sirkuit otak yang mendukung pengaturan dan perhatian diri sendiri.
"Penelitian ini menetapkan bahwa risiko obesitas tidak didorong secara eksklusif oleh tidak adanya atau adanya dorongan untuk mengkonsumsi makanan berkalori tinggi, tetapi juga, dan mungkin yang terpenting, oleh kemampuan untuk mengendalikan dorongan itu," kata Bradley Peterson, Profesor di University of Southern California.
Untuk penelitian ini, tim menggunakan fMRI untuk mengamati hubungan antara aktivitas neurologis dan risiko obesitas pada kelebihan berat badan yang dibandingkan dengan remaja berperawakan kurus.
Pada remaja yang mengalami obesitas atau remaja kurus namun berisiko tinggi mengalami obesitas, peneliti melihat lebih sedikit pengaktivan dalam rangkaian perhatian dan pengaturan diri.
Temuan ini telah dilaporkan dalam jurnal NeuroImage. (Zeenews)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
Pilihan
-
Akbar Faizal Soal Sengketa Lahan Tanjung Bunga Makassar: JK Tak Akan Mundur
-
Luar Biasa! Jay Idzes Tembus 50 Laga Serie A, 4.478 Menit Bermain dan Minim Cedera
-
4 Rekomendasi HP OPPO Murah Terbaru untuk Pengguna Budget Terbatas
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental