Ayah biarkan anak tergeletak. (Facebook)
Sebuah foto seorang ayah dan anak perempuan menjadi viral di media sosial. Pasalnya, dalam foto itu, tampak seakan sang ayah dengan sengaja membiarkan anaknya tergeletak di aspal hingga kepanasan.
Foto tersebut diunggah oleh lelaki bernama Reed Wanadi. Di situ, ia terlihat berdiri dan mengangkangi anaknya yang tergeletak di aspal di bawah teriknya matahari.
Mungkin bagian sebagian orang menganggap lelaki ini tak punya hati, tega,dan sebagainya.
Tetapi di balik foto tersebut ternyata ada alasan kuat mengapa lelaki tersebut membiarkan anaknya tergeletak hingga merengek.
Rupanya hal itu, klaim sang ayah, ia lakukan untuk membentuk mental seorang anak.
Berikut postingannya:
"Mendengar ocehan orang lain itu memang kadang-kadang bikin panas kuping. Namun hidup ini bukan buat menyenangkan orang lain. Kitalah yang bertanggung jawab atas hidup kita sendiri, betul? Ketika anak saya yang sulung sedang tantrum, menangis, merengek, lalu menjatuhkan dirinya sendiri ke tanah
"Saya hanya melihatnya sembari menunggunya, menawarkan air minum untuknya, sambil sesekali bertanya: “sudah belum?”, “Sudah mau bangun?”, “Oke daddy tunggu ya” Sedangkan istri saya senyum-senyum sembari mengambil foto. Lucunya, orang yang lalu lalang di sekitar kami seolah menyindir, nyinyir, berbicara sok tahu:
“Itu anak di tolongin dulu kek..””Duh kasian, minta apa sih? Mainan? Diturutin dong, kok dibiarin gitu sih…””Kejam nih orang, anaknya dibiarin gitu aja, malah di foto-foto pula..”…dan semacamnya
"Kami tetap tenang, sambil menunggu anak kami yang berusia hampir 3 tahun ini bangkit sendiri. Dalam proses ini jangan ada kontak mata dengan si anak, jangan di tinggal, tetap Awasi. Mengapa…?"
"Karena tantrum itu artinya si anak sedang belajar mengendalikan diri, agar dia mampu mengelola emosi. Menuruti kemauannya tidak akan menyelesaikan masalah, karena menjadi tidak jelas, akan jadi serba salah semuanya".
"Ini juga mengajarkan tidak semua yang diinginkannya di dunia bisa teralisasi, juga bukan karena ortunya rezeki itu ada. Setelah dia bangkit, barulah sejajarkan posisi tubuh dengannya, minta dia mengatakan dengan jelas apa keinginannya".
"Untunglah saat itu di gembira loka zoo yang terik, coba kalau di mall, bisa lama adegan seperti ini. Alhamdulillah dengan penanganan tantrum yang benar, anak kami tidak terlalu sering begini, dia telah belajar bahwa tidak semua keinginannya bisa terwujud saat itu juga, dia belajar untuk mengendalikan emosi, dia sadar bukan begitu caranya meminta sesuatu"
"Jadi jika kelak anak Anda tantrum, biarkan saja sambil diawasi, tenangkan saja, sembari tanyakan apakah sudah mau menyelsaikan rengekannya. Mau yang lebih cepat lagi penyelsaiannya, Anda ikutan gulung2 di lantai, jamin si anak batal tantrum…hehehe…serius lho ini, kalau Anda cukup punya mental boleh saja lakukan yang ini
Salam Cemerlang".
Tak heran, postingannya dipuji banyak warganet. Ada pula yang setuju dengan cara yang dilakukan Reed.
"Sering sy lakukan ini pd anak sy. Kadang lucu liat’y kalo gulung”d’tempat keras dia naruh kepala+badan’y pelan",kalo pas d’rumah gulung”y cari d’kasur," seru Dwi Agustina.
"Baru kemarin saya ribut ma org yg nanggapin hal seperti ini berlebihan.. Dengan nada kasar dan arogannya seolah olah dy menganggap saya ortu yg gk becus ngurus anak.. Sontak saya emosi membludak dan maki2 tuh org.. Sak karepee waee," tambah Uchie Zillguinds.
"Saya dulu pernah ikutan nangis2 sama gulung2… Emang bener kok, berhenti seketika, tapi emang yang urat malunya udah putus aja yang berani, kebetulan urat malu saya lagi ketinggalan di kulkas dulu," timpal Rikky Yoelanda Putra.
"Luar biasa Om.. Dulu saya juga memperlakukan hal yg sama thd anak saya...
Sekarang dia sudah 12 tahun Dan saya tinggal menikmati sebagai orang tua Tanpa pernah berteriak2. Cukup dengan Suara datar anak saya sudah paham kalo hal yg di inginkan tdk bisa dia dapatkan saat itu," tulis Ronald Mamarimbing.
Komentar
Berita Terkait
-
Ahli Ungkap Ada Faktor Disinformasi dan Manipulasi saat Rumah Sahroni hingga Uya Kuya Dijarah
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Pengamat: Demo dan Penjarahan Rumah DPR Bukan Ditunggangi, Tapi Puncak Kemarahan Rakyat
-
Pengamat Ungkap Kematian Affan: Titik Didih Kemarahan Publik yang Tak Terbendung
-
Viral Istri TNI Tuding Prada Lucky 'Menyimpang', Ayah Korban Murka: Ini Fitnah Keji
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia