Suara.com - Rentetan demonstrasi yang berujung anarkis hingga penjarahan kediaman sejumlah anggota DPR RI bukanlah sekadar gerakan yang ditunggangi oleh kelompok kepentingan.
Menurut Pengamat Politik, Yusfitriadi, fenomena ini adalah manifestasi murni dari akumulasi kemarahan dan kekecewaan publik terhadap negara.
Ia menilai, apa yang terjadi di jalanan dalam beberapa hari terakhir merupakan cerminan dari krisis kepercayaan yang mendalam terhadap tiga pilar utama negara.
Yusfitriadi menegaskan bahwa akar masalah dari gejolak sosial ini adalah hilangnya kepercayaan publik.
Gerakan massa yang terjadi secara sporadis di berbagai daerah menunjukkan adanya persoalan fundamental dalam hubungan antara rakyat dan para penyelenggara negara.
"Melihat konsolidasi dan gerakan mahasiswa dan rakyat kemarin saya melihat murni sebuah akumulasi krisis legitimasi masyarakat terhadap penyelenggara negara, apakah itu parlemen, pemerintah maupun lembaga penegak hukum," katanya, Senin, 1 September 2025.
Meski tak menampik kemungkinan adanya pihak yang mencoba memanfaatkan situasi, Yusfitriadi mengingatkan agar pemerintah tidak berlindung di balik narasi 'penunggang' atau 'penyusup' untuk mendelegitimasi gerakan rakyat.
Menurutnya, narasi semacam itu justru mengaburkan substansi masalah yang sebenarnya.
"Andaipun ada orang-oramg atau kelompok yang memanfaatkan gerakan rakyat tersebut untuk kepntingan-kepentingan lain saya pikir kondisi itu tidak bisa dihindarkan. Sehingga jangan selalu dinarasikan dominan tunggangannya," tegasnya.
Baca Juga: Pernyataan Sri Mulyani Usai Rumahnya Dijarah Massa, Singgung Kualitas Demokrasi
Ia mendesak agar pemerintah, baik dari sisi legislatif, eksekutif, maupun yudikatif, melakukan introspeksi mendalam alih-alih menyalahkan masyarakat.
Kemarahan publik, menurut Yusfitriadi, tidak muncul dalam ruang hampa. Ada serangkaian pemicu nyata yang berasal dari perilaku elite dan kebijakan yang tidak populis.
Pemicu-pemicu inilah yang menjadi bahan bakar utama dari gelombang protes massa.
"Bagaimana bisa kita katakan ada desain teroganisir untuk kepentingan tertentu, triggernya perilaku dan mentalitas buruk beberapa anggota legislatif, berbagai kebijkan negara yang menyakiti hari rakyat, dalam prosesnya ada penangkapan dan pemukulan berbagai aktifis mahasiswa, bahkan penggilasan ojol oleh aparat negara," jelasnya.
Puncak dari kekecewaan ini, lanjutnya, adalah ketika berbagai tuntutan dan penolakan terhadap kebijakan kontroversial sama sekali tidak didengar oleh pemerintah dan DPR.
Ketika jalur aspirasi formal terasa buntu, maka jalanan menjadi satu-satunya pilihan yang tersisa bagi rakyat.
Tag
Berita Terkait
-
Pernyataan Sri Mulyani Usai Rumahnya Dijarah Massa, Singgung Kualitas Demokrasi
-
Netizen Berbalik Kasihan ke Uya Kuya, Video Joget Kegirangan Gaji Rp 3 Juta Sehari Ternyata Editan
-
Apakah Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian? Begini Faktanya
-
Profil Zack Lee, Kontrakan Mantan Suami Nafa Urbach Jadi Korban Penjarahan Salah Sasaran
-
Heboh Ramalan Hard Gumay Setahun Lalu Soal Karier Politik Uya Kuya, Benar-benar Terbukti?
Terpopuler
- Pengamat Pendidikan Sebut Keputusan Gubernur Banten Nonaktifkan Kepsek SMAN 1 Cimarga 'Blunder'
- Biodata dan Pendidikan Gubernur Banten: Nonaktifkan Kepsek SMA 1 Cimarga usai Pukul Siswa Perokok
- Maaf dari Trans7 Belum Cukup, Alumni Ponpes Lirboyo Ingin Bertemu PH Program Xpose Uncensored
- 6 Shio Paling Beruntung Kamis 16 Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Makan Bergizi Gratis Berujung Petaka? Ratusan Siswa SMAN 1 Yogyakarta Keracunan Ayam Basi
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
-
Kabar Gembira! Pemerintah Guyur BLT Ekstra Rp30 T, 17 Juta Keluarga Baru Kebagian Rezeki Akhir Tahun
Terkini
-
Geger Di-bully Mahasiswa Unud usai Meninggal, Sosok Timothy Ternyata Aktivis Kampus!
-
Tanggapi Putusan MK, Komisi II DPR Siap Bentuk Lembaga Pengawas ASN Independen
-
Gubernur Ahmad Luthfi Raih Penghargaan Pemimpin Percepatan Ekonomi Daerah
-
Curiga Ditunggangi, Wawali Blitar Elim Tyu Samba Bantah Lakukan Penipuan: Gak Masuk Akal!
-
Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Tengah Sudah Sasar 5.750.525 Penerima Manfaat
-
2 Anak di Pasar Rebo Disekap Ayah Kandung, Aksi Penyelamatan Korban Berlangsung Dramatis!
-
Prabowo Bicara MBG Rp 10 Ribu Pakai Ayam dan Telur, Pedagang Pasar Lembang Ungkap Realitanya
-
Diduga Ngutang saat Maju Pilkada, Wawali Blitar Elim Tyu Samba Dipolisikan Pengusaha Makassar
-
6 Mahasiswa Unud Dapat Sanksi Usai Bully Korban Bunuh Diri, Minta Maaf di Media Sosial
-
Kadiv Propam Minta Maaf Akui Kekurangan Polri, Janji Berbenah Total