Suara.com - Setiap tahun, diperkirakan ada sekitar 55,7 juta aborsi telah dilakukan di seluruh dunia. Di antara mereka, 25,5 juta dianggap dilakukan dengan praktik yang tidak aman.
Hal tersebut diungkapkan oleh sebuah laporan terbaru yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet. Periset dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan Guttmacher Institute melihat aborsi yang dilakukan di seluruh dunia dan mengklasifikasikan prosedur tersebut kepada kategori aman, kurang aman, dan paling tidak aman.
Caranya dilihat berdasarkan metode apa yang digunakan dan apakah seorang terlatih dilibatkan dalam praktik tersebut. Mereka menemukan, 55 persen aborsi yang dilakukan di seluruh dunia dianggap aman, yang berarti bahwa praktik aborsi menggunakan metode yang direkomendasikan oleh WHO, termasuk aborsi medis, aspirasi vakum atau dilatasi dan evakuasi, dan bahwa aborsi dilakukan dan didukung seseorang yang terlatih dalam prosedur tersebut.
Di antara aborsi yang tidak aman, ada hampir 31 persen diklasifikasikan oleh penulis penelitian dan dianggap kurang aman. Ini berarti aborsi dilakukan oleh penyedia yang terlatih namun menggunakan metode yang sudah ketinggalan zaman.
atau, aborsi telah dilakukan dengan metode yang disarankan saat ini, namun tanpa pengawasan seorang profesional.
Sedikitnya lebih dari 14 persen aborsi yang dilakukan di seluruh dunia tergolong paling tidak aman, yang berarti disediakan oleh seseorang yang tidak terlatih dan menggunakan metode yang tidak aman seperti kuretase tajam.
"Sangat menyedihkan bahwa ada banyak aborsi yang tidak aman, padahal sebenarnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat aborsi aman dinilai sangat sederhana," kata penulis studi Dr. Bela Ganatra, seorang ilmuwan di Departemen Kesehatan Reproduksi dan Penelitian di WHO.
"Ini adalah sesuatu yang bisa diberikan di tingkat perawatan primer."
Negara-negara dengan tingkat aborsi yang tidak aman juga negara-negara yang memiliki undang-undang paling ketat mengenai aborsi. Di negara-negara di mana aborsi legal dan tersedia, 87 persen aborsi dianggap aman. Di negara-negara di mana aborsi dilarang atau hanya diperbolehkan melindungi kesehatan perempuan, hanya 25 persen aborsi yang dianggap aman.
Baca Juga: Aborsi Berkali-kali, Amankah?
Kawasan dengan aborsi yang paling tidak aman adalah Afrika dan Amerika Latin. Namun, para penulis studi mencatat bahwa aborsi di Amerika Latin lebih mungkin diklasifikasikan sebagai "kurang aman" daripada "paling tidak aman," karena meningkatnya penggunaan misoprostol, obat aborsi, dan bukan prosedur tradisional yang tidak aman.
Ganatra mengatakan, memiliki akses terhadap aborsi hanyalah satu bagian dari memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi perempuan. Kontrasepsi dan pendidikan seks juga penting, katanya, namun argumen untuk melarang aborsi atau meningkatkan pembatasan prosedur sangat tidak membantu.
"Kami menemukan bahwa (aborsi) tidak umum berdasarkan undang-undang di setiap negara, namun kami melihat adanya hubungan antara jenis undang-undang aborsi dan keamanan aborsi," kata Ganatra.
Penulis laporan mengatakan, untuk mengatasi tingginya jumlah aborsi yang tidak aman di seluruh dunia, diperlukan lebih banyak upaya untuk memastikan bahwa metode yang tidak aman diganti dengan metode terbaru, dan pemantauan lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi kesenjangan dalam perawatan. (Time)
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?