Suara.com - Peralihan musim kemarau ke musim penghujan kerap meningkatkan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit dengan keluhan terbanyak, batuk, pilek maupun demam.
Biasanya, musim pancaroba ini terjadi saat peralihan dari musim hujan ke musim kemarau di bulan Maret dan April, dan peralihan dari musim kemarau ke musim hujan di bulan September-Oktober.
Menurut dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid, dari Rumah Sakit Carolus Jakarta, perubahan cuaca yang ekstrim memang dapat merangsang pertumbuhan virus maupun bakteri dan menurunkan imunitas tubuh. Namun, kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari juga dapat berperan meningkatkan risiko jatuh sakit.
"Kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko jatuh sakit adalah hujan-hujanan. Misalnya sedang hujan, tapi kita tetap ngotot untuk bepergian. Lalu keluar rumah tanpa pelindung jaket atau pakaian tebal. Begitu juga dengan pola makan yang tidak sehat seperti sering makan mie instant," ujar dia pada temu media 'Cegah Panas Dalam di Musim Pancaroba' di Jakarta, Senin (2/10/2017).
Gejala utama influenza musiman yang paling sering dikeluhkan masyarakat adalah batuk, pilek, dan rasa panas di tubuh, meskipun kadang tidak disertai kenaikan suhu tubuh. Tenggorokan juga terasa kering dan sakit untuk menelan. Inilah yang oleh masyarakat, kata dokter Aswin, disebut sebagai kondisi panas dalam.
"Mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah rentan mengalaminya, termasuk anak-anak, lansia dan penderita penyakit kronis seperti diabetes, pasien pascaoperasi, atau yang memiliki pola makan buruk dan jarang berolahraga," imbuhnya.
Untuk mencegah terkena gejala panas dalam, penting untuk dilakukan pencegahan terutama di masa pancaroba. Pencegahan dilakukan dengan mempersiapkan diri terhadap perubahan cuaca yang sangat ektrem, seperti memakai baju lebih tebal saat hujan, tidak banyak keluar rumah saat cuaca tidak bersahabat, makan dan minum lebih sering dan lebih banyak, serta banyak minum minuman yang mengandung banyak mineral.
"Selain itu, pencegahan yang tidak kalah penting adalah berolahraga secara teratur dan melakukan vaksinasi influenza," pungkasnya.
Baca Juga: Ini Alasannya Banyak Orang Jatuh Sakit saat Musim Pancaroba
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis