Suara.com - Penyakit kardiovaskular di Indonesia, bertanggung jawab sebagai penyebab kematian tertinggi, yaitu sebesar 37 persen. Karenanya, Dr. dr. Antonia Anna Lukito, SpJP(K), FIHA FSCAI, FAPSIC dari Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI) mengatakan perlu langkah komprehensif untuk mengatasi penyakit kardiovaskular.
Baik pada aspek pencegahan maupun dalam aspek tarapeutik. Termasuk, tindakan intervensi jantung nonbedah yang terbukti efektif mengatasi kelainan-kelainan pada organ paling vital di dalam tubuh manusia ini.
"Kita mulai memperkenalkan ke masyarakat bahwa tindakan intervensi nonbedah sangat banyak dan bisa memperbaiki berbagai masalah jantung, di luar koroner. Nonbedah makin lama makin berkembang," ungkap dia dalam saat ditemui dalam pertemuan ilmiah tahunan "ISICAM - InaLIVE" di Jakarta, Sabtu (14/10/2017).
Tindakan intervensi jantung nonbedah di Indonesia, lanjutnya, dapat dilakukan pada berbagai masalah jantung, mulai dari katup jantung dan penyakit jantung bawaan, penyakit gagal jantung dan intervensi jantung untuk pencegahan stroke.
Misalnya, dia menambahkan, jika ada masalah pada katup jantung, prosedur nonbedah saat ini bisa dilakukan untuk mengganti atau memperbaiki katup jantung. Ini bisa menjadi alternatif yang baik bagi mereka yang tidak bisa mengganti atau memperbaiki katup jantung dengan jalan operasi.
"Karena tidak semua orang bisa ganti katup dengan cara operasi, seperti mereka yang sudah tua, yang organ lainnya sudah tidak dalam kondisi baik. Sehingga nonbedah kini hadir, untuk mencapai hasil yang sama seperti bedah, bisa mengganti dan memperbaiki katup juga," jelasnya.
Selain memperbaiki atau mengganti katup, kategori tindakan intervensi jantung antara lain adalah pemasangan stent pada penyakit jantung koroner, pemasangan pacu jantung dan pemutusan alur listrik abnormal pada jantung, pemasangan mitraclip kebocoran jantung dan masih banyak lagi.
Semua prosedur ini, jelas. Dr. dr. Antonia, dilakukan dengan cara memasukkan selang plastik atau kateter ke dalam jantung melalui pembuluh darah. Sehingga dapat bermanfaat untuk mengurangi keluhan sakit dan meningkatkan harapan hidup penderita.
Baca Juga: Cegah Penyakit Kardiovaskular, Yuk Kerja Sambil Berdiri di Kantor
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar