Suara.com - Menurut data dari Global Data on Visual Impairment 2010 dan WHO 2012, secara global diperkirakan terdapat 285 juta orang atau sekitar 4,24 persen penduduk dunia mengalami gangguan penglihatan, 39 juta atau setara 0,58 persen mengalami kebutaan, dan 246 juta atau sekitar 3,65 persen lainnya mengalami low vision.
Indonesia sendiri menempati urutan ketiga dalam daftar negara dengan tingkat kebutaan tertinggi di dunia, atau mencapai 1,5 persen lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Di Indonesia, dari total 3,75 juta penyandang tunanetra, rata-rata dari mereka hidup prasejahtera lantaran minimnya akses pendidikan. Parahnya, empat puluh persen dari 3,75 juta penyandang tunanetra adalah anak-anak usia sekolah dan telah putus sekolah atau sama sekali tidak mengenyam pendidikan lantaran adanya keterbatasan akses.
Maka dari itu, bertepatan dengan Hari Penglihatan Sedunia 2017, Standard Chartered Bank mencoba melakukan berkontribusi positif kepada masyarakat melalui program “Seeing is Believing”.
Program Seeing is Believing sendiri merupakan inisiatif global dari perusahaan Standard Chartered Bank untuk mencegah kebutaan di wilayah di mana Bank beroperasi.
Program ini telah berhasil mengumpulkan dana sebesar
95 juta dolar AS dan menyentuh sedikitnya 150,3 juta penerima bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kebutaan dan cacat penglihatan.
Tidak hanya memberikan bantuan langsung kepada anak-anak, Chief Executive Officer Standard Chartered Bank Indonesia, Rino Donosepoetro berharap program ini juga bisa menciptakan sistem kesehatan mata yang lebih berkelanjutan melalui pelatihan kepada para guru dan petugas kesehatan.
"Berdasarkan Vision Loss Expert Group prevalensi cacat penglihatan secara global telah menurun dari 4,58 persen pada 1990 menjadi 3,38 persen pada 2015," jelasnya di Jakarta, Minggu (15/10/2017).
Hal ini, kata Rino, adanya indikasi dan upaya bersama dari pelaku sektor kesehatan dengan organisasi kemasyarakatan, pemerintah dan pihak swasta, termasuk program Seeing is Believing, yang diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik.
Sebagai penghargaan terhadap komitmen dan konsistensinya, program Seeing is Believing berhasil memenangkan beberapa penghargaan, diantaranya rekor MURI dan Global Gold CSR Leadership Award.
"Melalui program Seeing is Believing yang telah kami lakukan sejak 2003, kami ingin menjadi bagian dari solusi jangka panjang bagi pencegahan kebutaan dan gangguan penglihatan di Indonesia. Inilah komitmen kami untuk
masyarakat Indonesia dan mendukung program pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
Terkini
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!