Suara.com - Dalam memperingati bukan kesadaran kanker payudara yang jatuh pada bulan Oktober, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyelenggarakan berbagai kegiatan terutama dalam memperluas kampanye deteksi dini kanker payudara. Ini sejalan dengan visi YKPI untuk mewujudkan Indonesia Bebas Kanker Payudara di Stadium Lanjut.
Ketua YKPI Linda Agum Gumelar menjelaskan, kanker payudara memang tidak dapat dihilangkan sama sekali. Namun, setidaknya, kata dia, penyakit ini tidak ditemukan dalam stadium lanjut yang menurunkan angka harapan hidup pasien.
Menurut Linda, deteksi dini sangat penting mengingat estimasi WHO jumlah penderita kanker payudara akan meningkat sampai 300 persen di tahun 2030. Sosialisasi dan kampanye sudah dilakukan YKPI ke seluruh Indonesia, dan fokus di tahun 2017 adalah di wilayah Indonesia Bagian Timur.
Selain persoalan deteksi dini yang masih rendah di Indonesia, sistem rujukan di era BPJS yang berbelit dan panjang, juga menjadi perhatian YKPI. Sistem rujukan ini membuat pengobatan terlambat sehingga kanker sudah terlanjur menyebar cepat. Ini juga yang kata Linda menyebabkan kematian kanker payudara di stadium lanjut sangat tinggi.
"Era otonomi daerah seharusnya dapat mendorong pimpinan daerah lebih banyak menyediakan fasilitas deteksi dini dan juga menyekolahkan dokter umum atau sekolah pendidikan spesialis dan subspesialis onkologi sehingga pasien tidak perlu dirujuk ke pusat atau rumah sakit di Jawa," ujar Linda dalam acara Konferensi Pers 'Bebaskan Indonesia dari Kanker Payudara Stadium Lanjut 2030' di Jakarta, Selasa (24/10/2017).
Dalam kesempatan sama, Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (P2PTM), dr. Lily. S. Sulistyowati MM, mengungkapkan, kanker adalah salah satu penyakit tidak menular yang saat ini menjadi persoalan serius di Indonesia. Kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker dengan prevalensi tertinggi.
Hal ini berujung pada pembiayaan kesehatan yang sangat tinggi. Pada 2015, anggaran kesehatan terkuras hingga Rp2,9 triliun untuk mengobati kanker payudara.
"Karena itu kami akan terus menggalakkan upaya preventif dengan memperluas deteksi dini," jelas Lily.
Program yang sudah dijalankan Kemenkes adalah, Sadanis (Periksa Payudara Klinis) yang mencakup deteksi dini kanker payudara dan kanker serviks di puskesmas. Pada bulan Oktober ini, Kementerian Kesehatan, tambah dia, melakukan pemeriksaan IVA dan skrining kanker payudara di Gedung Sujudi pada 23-24 Oktober.
Baca Juga: Perempuan Obesitas, Hati-hati Diincar Kanker Payudara!
"Dalam dua hari ini ada 2000 perempuan yang akan kita periksa. Harapannya jika ditemukan secara dini, kanker serviks dan kanker payudara bisa segera ditangani dan angka harapan hidup tinggi," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya