Suara.com - Seorang pemuda Tionghoa yang lahir dengan cerebral palsy telah melebihi kondisi orang-orang yang bertubuh sehat, berkat upaya keras dan tidak henti-hentinya, serta cinta yang dalam dari sang bunda.
Ding Ding (29), berhasil masuk Universitas Peking 10 tahun yang lalu, dan kemudian mendapatkan gelar magister hukum dari Universitas Harvard pada Agustus ini.
Lahir di Jinzhou dari Provinsi Hubei, Cina tengah, dia didiagnosis menderita cerebral palsy. Beruntung, dia menderita penyakit tersebut tanpa kerusakan akibat asfiksia intrauterin.
Untuk meraih setiap menit "masa emas" dari usia tiga sampai enam tahun untuk rehabilitasi saraf motorik, ibunya Zou Hongyan mulai membawanya ke rumah sakit untuk menjalani perawatan dan latihan sejak dia mencapai usia tiga tahun.
Sambil melakukan pekerjaannya, sang ibu tidak pernah melewatkan satu kali pengobatan rehabilitasi anaknya setiap dua hari.
"Kembali pada saat itu, perawatannya agak sederhana dengan kondisi yang sangat buruk. Anak itu merasa sangat kesakitan dan menangis setiap hari. Sangat sulit untuk berpegang pada pengobatan setiap dua hari selama 365 hari dalam setahun penuh, dan kondisi dia membaik dengan kecepatan sangat lambat," kata Zou.
"Saya ingat langkah terakhir disebut 'rolling skin', yaitu menarik kulit ke belakang seperti ini sedikit demi sedikit dan kemudian melepaskannya, berulang berkali-kali. Itu untuk merangsang tulang punggung dan kemudian mendorong pengembangan otak. Dokter mengatakan itu harus dilakukan dengan banyak kekuatan, dan sangat menyakitimu, sangat sering menyakitimu," sambung Ding Ding mengingat pengobatan yang dilakukannya.
Semua usaha dan rasa sakit ibu dan anaknya terbayar. Pasalnya, Ding Ding berhasil berjalan dengan stabil pada usia empat setengah tahun, belajar melompat pukul lima setengah, dan kemudian memasuki sekolah dasar pada usia tujuh tahun.
"Dia telah sangat menderita, dibandingkan dengan anak-anak lain. Bagi saya, dia sedikit lebih lambat dari yang lain, tapi semua keterampilan yang dia pelajari, bahkan kue yang bisa mereka dapatkan untuk orang lain, mungkin telah membawanya 10 atau bahkan 100 kali," kata sang ibu.
Baca Juga: Kena Stroke? Ini Diet yang Tepat untuk Anda
Pada bulan Oktober, Ding Ding berhasil menemukan posisi sebagai penasihat hukum di perusahaan besar. Sebuah prestasi yang sangat menggembirakan bagi banyak anak muda dengan kondisi serupa.
"Saya pikir dia satu kasus, tapi kemudian menemukan tidak hanya satu atau dua tapi keseluruhan kelompok seperti dia, saya merasa sangat kasihan pada mereka. Mereka mencoba, menjalani perawatan namun menyerah pada akhirnya, kondisi yang sangat disayangkan," ujarnya.
"Jadi saya pikir, mungkin kita bisa menceritakan kisah kita melalui media kepada publik, sehingga kita bisa memberi anak-anak dan keluarga mereka dorongan, dukungan dan beberapa kepercayaan, untuk mendorong mereka melanjutkan hidup," lanjut Zou. (Asiaone)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?