Suara.com - Pelaku dunia medis dan ahli gizi menyarankan masyarakat menghindari konsumsi makanan kaya lemak secara berlebih. Namun, kini sebuah hasil studi memaparkan, lemak bisa dikonsumsi sambil melakukan program untuk menurunkan berat badan.
Menurut para peneliti dari Washington University di Amerika Serikat, mereka bisa mengaktifkan jalur Hedgehog atau jalur landak yang ada pada sel lemak tikus.
Dengan begitu, peneliti bisa memberi makan hewan pengerat tersebut dengan asupan kaya lemak tanpa membuat mereka menjadi gemuk. Seorang peneliti senior, Fanxin Long mengatakan, metode ini bisa menjadi cara baru untuk mengatasi obesitas.
"Yang sangat penting adalah, hewan dalam penelitian kami makan makanan tinggi lemak tapi tidak bertambah berat badan, dan pada orang-orang, terlalu banyak lemak dalam makanan adalah penyebab umum obesitas," ungkap Long.
Mereka menjelaskan, kenaikan lemak kerap disebabkan oleh peningkatan ukuran sel lemak. Setiap sel lemak yang tumbuh lebih besar, bisa menahan tetesan lemak yang lebih besar pula.
Seseorang biasanya menjadi gemuk karena sel lemak mereka menjadi lebih besar, bukan karena memiliki banyak sel lemak. Peneliti kemudian memusatkan perhatian pada jalur protein Hedgehog yang aktif di jaringan tubuh.
Tim peneliti lalu merekayasa tikus dengan gen yang dapat mengaktifkan jalur Hedgehog yang ada di sel lemak saat hewan tersebut makan makanan tinggi lemak.
Hasilnya menunjukkan, setelah delapan minggu menjalani diet tinggi lemak sembari mengaktifkan jalur Hedgehog, tikus-tikus tersebut tidak menjadi lebih gemuk. Long mengungkapkan, jalur Hedgehog dipercaya dapat mencegah obesitas dengan menghambat ukuran sel lemak.
"Jika kita bisa menemukan strategi untuk menargetkan sel lemak secara hati-hati, maka saya pikir mengaktifkan jalur ini bisa efektif dalam memerangi obesitas," tandasnya.
Baca Juga: Studi: Susu Tinggi Lemak Bisa Turunkan Diabetes
Sekadar diketahui, orang dengan obesitas memiliki risiko berbagai penyakit berbahaya seperti stroke, serangan jantung, diabetes dan risiko kanker yang meningkat. (Zeenews)
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?