Suara.com - Sekelompok peneliti dari London, Edinburgh dan Cambridge telah menemukan penyebab kelainan genetik AVM, yang bisa menyebabkan pendarahan akut hingga stroke dan kematian.
AVM atau arteriovenous malformation adalah kondisi pembuluh darah tak normal, dimana darah arteri mengalir langsung ke dalam vena tanpa campur tangan kapiler. AVM muncul sebagai pembuluh darah 'kusut' dan paling umum terjadi pada otak atau sumsum tulang belakang.
Para peneliti di University College London Institute of Child Health dan Great Ormond Street Hospital (GOSH) yang memimpin penelitian tersebut, menyebut ini sebagai "langkah besar" untuk memahami dan mengobati AVM.
Dan sekarang, tim peneliti yakin bahwa obat kanker tertentu bisa mengobati AVM.
Penelitian ini dipublikasikan dalam Journal of Clinical Investigation, dimana tim melakukan biopsi pada 160 anak-anak dengan gangguan pembuluh darah AVM.
Hasilnya, ada empat gen yang dapat memicu kondisi AVM dan semuanya terlibat di jalur pensinyalan antara reseptor permukaan sel dan nukleus.
Mutasi gen ini, kata peneliti, juga terjadi dalam pertumbuhan beberapa jenis kanker. Itu berarti, dokter memiliki peluang untuk mengobati AVM dengan obat kanker yang sudah tersedia.
"Ini adalah langkah besar bagi kita. Menemukan penyebab genetik AVM pada pasien individual, berarti kita dapat menyarankan perawatan yang berpotensi memperlambat, menghentikan atau bahkan membalikkan pertumbuhan kondisi ini dalam jangka panjang," kata Dr Veronica Kinsler dari Great Ormond Street Hospital yang memimpin penelitian tersebut.
Salah satu pasien yang terlibat dalam penelitian ini adalah Nikki Christou. Gadis berusia 13 tahun tersebut memiliki AVM di sisi kanan wajah dan kerap mengalami pendarahan yang hebat.
Baca Juga: Kenali Penyebab Pendarahan Hebat Saat Haid
"Ini bisa sangat menakutkan karena darah tidak hanya keluar dari hidung tapi bisa mengalir ke tenggorokan dan mulut saya dan jika benar-benar buruk, bisa keluar dari saluran air mata saya juga, saya menangis darah, bukan air," kata Nikki seperti yang Suara.com kutip dari BBC.
Hingga saat ini, Nikki telah melakukan sekitar 30 operasi dan ratusan janji rawat jalan. Berkat hasil penelitian ini, dia menjadi salah satu dari dua pasien yang menjalani pengobatan kanker yang menargetkan mutasi gen AVM.
Ia diminta mengonsumsi tablet sekali sehari selama lebih dari enam bulan. Pada pemindaian MRI baru-baru ini, menunjukkan bahwa AVM yang diderita Nikki tidak memburuk meski masih membutuhkan hasil pasti beberapa waktu lagi. [BBC]
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis