Suara.com - Selain melakukan diet sehat dan olahraga, sebagian orang kerap memilih operasi penurunan berat badan untuk hasil yang cepat dan instan. Tapi, pernahkah Anda berpikir, seberapa aman metode penurunan berat badan ini?
Operasi penurunan berat badan adalah suatu proses di mana ahli bedah akan membuat perubahan pada lambung dan atau usus kecil Anda dengan mengurangi ukuran mereka. Prosedur ini membuat rasa lapar berkurang, dan sebagai akibatnya, porsi makanan yang dikonsumsi pun menjadi lebih sedikit, yang pada akhirnya memungkinkan terjadinya penurunan berat badan.
Ada banyak jenis operasi penurunan berat badan yang dapat dilakukan, tergantung pada kebutuhan pasien. Beberapa jenis operasi penurunan berat badan yang paling umum adalah gastric bypass (Roux-en-Y) atau bedah bypass lambung, gastric sleeve, gastric balloon, saklar duodenum, dan lainnya.
Setelah menilai kesehatan dan persyaratan pasien sepenuhnya, dokter akan memutuskan operasi mana yang tepat untuk untuk pasien tertentu. Sama seperti prosedur bedah lainnya, faktor risiko tertentu juga akan muncul dalam operasi penurunan berat badan dan para dokter tentunya akan memperingatkan para pasien.
Bagaimana bahayanya?
Bedah bypass lambung adalah jenis operasi penurunan berat badan di mana ahli bedah membuat perubahan pada struktur lambung, sehingga pasien merasa kurang lapar dan membuat tubuh menyerap lebih sedikit nutrisi dari makanan yang dicerna.
Nah, ketika tubuh tidak menerima beberapa nutrisi, hal ini bisa menyebabkan sejumlah masalah kesehatan. Selain membuat seseorang rentan terhadap penyakit yang terkait dengan kekurangan gizi, hal tersebut juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan juga dapat menghancurkan jaringan organ vital secara bertahap.
Bagaimana bedah penurunan berat badan dapat membahayakan tulang?
Sebuah studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal JBMR Plus menyatakan bahwa operasi penurunan berat badan, terutama bedah bypass lambung, dapat secara serius memengaruhi tulang-tulang pasien, dan bahkan meningkatkan risiko patah tulang.
Studi ini juga mengatakan bahwa hal ini terjadi karena operasi dapat menyebabkan perubahan negatif pada struktur rangka tubuh manusia, segera setelah operasi dilakukan, dan saat seseorang terus melakukannya.
Para ahli telah mencoba untuk menganalisis bagaimana dan mengapa operasi bypass lambung dapat menyebabkan masalah pada kesehatan tulang. Mereka merasa itu bisa jadi karena faktor nutrisi yang disebabkan sebagai efek samping dari operasi.
Baca Juga: Fahri Hamzah Minta SBY Bentuk Poros Keempat
Jenis operasi penurunan berat badan ini membagi lambung menjadi dua bagian yang lebih kecil, sehingga orang tersebut merasa kurang lapar, mencerna makanan yang lebih sedikit, dan juga jumlah nutrisi yang lebih sedikit.
Jadi, ketika tubuh tidak menyerap cukup banyak mineral, seperti kalsium, magnesium, zat besi, dan lainnya, kondisi tersebut bisa melemahkan tulang dan membuat seseorang rentan terhadap risiko patah tulang dan penyakit terkait tulang.
Jadi, sangat penting bagi seseorang untuk memahami semua faktor risiko yang terlibat, sebelum memilih untuk setiap operasi penurunan berat badan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
- Momen Thariq Halilintar Gelagapan Ditanya Deddy Corbuzier soal Bisnis
Pilihan
-
Rapor Dean James: Kunci Kemenangan Go Ahead di Derby Lawan PEC Zwolle
-
Nostalgia 90-an: Kisah Tragis Marco Materazzi yang Nyaris Tenggelam di Everton
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
Terkini
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025