Suara.com - Ada banyak jenis diet untuk menurunkan berat badan, dan terkini ada metode diet dengan balon. Mendengarnya, mungkin Anda akan bertanya-tanya maksud dari diet dengan balon.
Terdengar aneh memang, mengatasi obesitas dengan makan balon, tapi metode ini ternyata cukup efektif. Lalu bagaimana metode ini dilakukan? Apakah aman untuk dicoba? Simak ulasan selengkapnya yang dihimpun Hello Sehat.
Metode diet dengan cara makan balon, bukan berarti Anda harus makan balon yang sesungguhnya. Melainkan Anda dianjurkan untuk mengonsumsi benda elastis yang berbentuk mirip balon dimasukkan ke dalam perut orang yang mengalami obesitas melalui mulut (ditelan).
Nah, setelah ditelan, balon tersebut akan dipompa melalui saluran khusus. Setelah dipompa, balon tentu akan membesar dalam perut. Hal ini sengaja dilakukan dengan tujuan agar ruangan perut Anda menjadi penuh dan hanya tersisa sedikit untuk makanan yang masuk.
Sehingga, saat Anda makan nanti meski Anda baru saja makan sedikit, tetapi perut sudah langsung terasa penuh. Pada akhirnya, asupan harian Anda akan berkurang dan kemudian berat badan pun ikut turun.
Namun, metode pengobatan obesitas ini hanya bisa dilakukan di bawah pengawasan dokter dan ahli gizi yang berpengalaman. Jadi, Anda tidak bisa makan balon sembarangan dan berharap bisa cepat kurus.
Beberapa penelitian telah membuktikan jika makan balon cukup efektif membantu menurunkan berat badan orang yang mengalami kegemukan. Salah satunya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Turkish Journal Gastroenterol pada 2010 mengungkapkan bahwa penurunan berat badan yang terjadi dengan cara ini bisa mencapai 25 persen dari berat badan awal.
Hal ini dianggap cukup efektif untuk menurunkan berat badan dalam waktu yang cepat.
Risiko Metode Diet dengan Balon
Makan balon memang telah terbukti bisa menurunkan berat badan pada orang dengan masalah obesitas. Namun, sama seperti tindakan medis lainnya, prosedur pengobatan ini juga memiliki risiko dan efek samping tersendiri.
Baca Juga: Mothercare Luncurkan Koleksi Musim Panas Berwarna Cerah
Apa saja masalah yang mungkin terjadi setelah menjalani prosedur ini? Perut terasa tidak nyaman. Karena di dalam lambung Anda terisi balon yang penuh udara, maka Anda akan mudah merasa kembung dan kenyang.
Maka dari itu, jika Anda memang memutuskan untuk menjalani pengobatan ini, Anda harus berkonsultasi dulu dengan ahli gizi agar dapat dirancang perencanaan makan yang tepat.
Infeksi.
Balon yang dimasukkan dalam perut adalah benda yang berasal dari luar tubuh. Karena itu, balon tersebut berisiko menyebabkan infeksi. Hal ini biasanya diketahui jika pasien mengalami gejala seperti kram perut, diare, muntah, dan demam.
Gangguan pencernaan. Salah satu risiko makan balon adalah gangguan pencernaan. Pasalnya, balon yang ada di dalam lambung justru memengaruhi sistem kerja organ pencernaan Anda.
Apakah saya perlu makan balon untuk menurunkan berat badan?
Metode turun berat badan dengan balon baru diizinkan di Eropa dan Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri metode ini belum diuji klinis, apalagi dilegalkan sebagai pengobatan obesitas.
Lagi pula, metode ini hanya boleh dilakukan oleh orang dengan obesitas yang tak kunjung berhasil menurunkan berat badannya meski sudah menjalani diet serta berolahraga rutin. Menurut sejumlah penelitian dan uji klinis, pengobatan ini juga baru bisa berhasil dilakukan jika diiringi dengan penerapan pola hidup yang sehat, seperti menjaga pola makan serta berolahraga setiap hari.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 HP RAM 8 GB Memori 256 GB Harga Rp1 Jutaan, Terbaik untuk Pelajar dan Pekerja
- 7 Sepatu Adidas Diskon hingga 60% di Sneakers Dept, Cocok Buat Tahun Baru
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- Diminta Selawat di Depan Jamaah Majelis Rasulullah, Ruben Onsu: Kaki Saya Gemetar
- Kencang bak Ninja, Harga Rasa Vario: Segini Harga dan Konsumsi BBM Yamaha MT-25 Bekas
Pilihan
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
-
Mengungkap Gaji John Herdman dari PSSI, Setara Harga Rumah Pinggiran Tangsel?
-
Aksi Adik Kandung Prabowo yang Makin Mencengkeram Bisnis Telekomunikasi
-
Sesaat Lagi! Ini Link Live Streaming Final Futsal ASEAN 2025 Indonesia vs Thailand
-
Cerita 1.000 UMKM Banyuasin: Dapat Modal, Kini Usaha Naik Kelas Berkat Bank Sumsel Babel
Terkini
-
Asam Urat Bisa Datang Diam-Diam, Ini Manfaat Susu Kambing Etawa untuk Pencegahan
-
Kesehatan Gigi Keluarga, Investasi Kecil dengan Dampak Besar
-
Fakta Super Flu, Dipicu Virus Influenza A H3N2 'Meledak' Jangkit Jutaan Orang
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan