Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kini tak lagi mengklasifikasikan transgender ke dalam daftar penyakit mental, merujuk pada kategori baru yang dikeluarkannya pada Senin (18/6/2018).
Katalog baru yang masih perlu disetujui oleh negara-negara anggota PBB tersebut berisi tentang 55.000 penyakit, cedera, dan penyebab kematian. Dalam katalog baru ini, kondisi 'ketidaksesuaian gender' masuk ke dalam kategori "kondisi yang berkaitan dengan kesehatan seksual", dan bukan lagi sebagai "gangguan mental, perilaku, dan perkembangan saraf" seperti sebelumnya.
"Kami berharap, (re-kategorisasi) akan mengurangi stigma," kata Lale Say, koordinator departemen kesehatan reproduksi dan penelitian WHO, kepada AFP.
WHO mengatakan, ketidaksesuaian gender ditandai sebagai "ketidaksesuaian antara jenis kelamin dan perilaku gender yang dialami individu, yang tampak dan persisten". Beberapa bab baru tentang hal ini muncul dalam katalog International Classification of Diseases, termasuk soal kesehatan seksual.
"Kami pikir itu akan mengurangi stigma, sehingga dapat membantu penerimaan sosial yang lebih baik untuk orang-orang ini," kata Say, menambahkan bahwa katalog WHO ini digunakan oleh para dokter dan pihak asuransi untuk menentukan coverage biaya kesehatan, sehingga perpindahan kategori ini diharapkan dapat meningkatkan akses perawatan kesehatan bagi para transgender.
Katalog baru ini akan dimintai persetujuannya dalam World Health Assembly di Jenewa pada bulan Mei tahun depan, dan akan berlaku mulai 1 Januari 2022 jika disetujui.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
Terkini
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara