Suara.com - Ponsel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Penggunanya terus meningkat secara konsisten dengan setiap harinya. Meski ponsel membuat hidup kita lebih nyaman, namun fakta yang tak terhindarkan seakan menghantui, di mana ponsel memancarkan bahaya radiasi.
Bahkan, sebuah penelitian terkini menunjukkan hal menakutkan, di mana ada hubungan antara peningkatan kasus tumor otak dengan peningkatan penggunaan ponsel. Studi tersebut mengatakan, peningkatan besar jumlah kasus tumor otak selama dua dekade terakhir, dikatakan karena radiasi medan elektromagnetik dari ponsel.
Menurut berbagai penelitian yang dilakukan untuk mencari risiko yang terkait dengan penggunaan ponsel, dikatakan bahwa ketika Anda memegang ponsel Anda dekat dengan telinga, 10 hingga 80 persen dari radiasi menembus dua inci ke otak, dan bahkan lebih dalam pada anak-anak.
Dalam kasus-kasus terburuk, penggunaan ponsel dalam jangka panjang bahkan dipercaya dapat merusak neuron otak. Penggunaan ponsel dalam jangka waktu lama (durasi panggilan) dikaitkan dengan peningkatan risiko tumor otak pada manusia.
Beberapa penelitian juga mengungkapkan bahwa risiko tumor otak meningkat dua kali lipat di antara mereka yang menggunakan ponsel selama lebih dari 25 tahun, dan tiga kali lipat pada mereka yang mulai menggunakan ponsel sebelum usia 20 tahun.
Hal ini juga tergantung pada jumlah panggilan yang Anda terima dalam satu hari, durasi dan penggunaan per hari, penggunaan telepon seluler yang berat dapat menyebabkan masalah kesehatan mental juga.
Kedekatan Anda dengan ponsel, terutama ketika tidur, juga dapat menyebabkan masalah lain yang terkait dengan penyakit otak seperti migrain, depresi, kecemasan dan tidur terganggu.
The All India Institute of Medical Sciences (AIIMS), Delhi, dalam laporannya tahun lalu mengungkap, ada 33 persen peningkatan dalam tumor otak (Giloma) di antara orang-orang yang menggunakan ponsel mereka, selama lebih dari 45 menit selama sepuluh periode-tahun.
Ada juga peningkatan besar dalam jumlah kasus tumor otak ketika orang terus menyimpannya di bawah bantal ketika tidur. Radiasi telepon tidak hanya berdampak pada orang dewasa; itu juga berdampak negatif pada aktivitas otak anak-anak, yang menyebabkan sel-sel otak mereka mudah rusak.
Baca Juga: Takut Sanksi, Eko Yuli Irawan Tak Mau Sembarangan Konsumsi Obat
Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC), bagian dari WHO, dalam ulasannya tentang bukti penggunaan telepon seluler telah mengungkapkan penggunaan telepon seluler sebagai kemungkinan karsinogenik pada manusia.
Bagaimana penggunaan ponsel bisa menimbulkan risiko kesehatan? Energi frekuensi radio yang dipancarkan oleh telepon seluler (juga dikenal sebagai gelombang radio) adalah jenis radiasi non-pengion, yang dipancarkan dari antena mereka, dan jaringan terdekat kita cenderung menyerap energi ini. Dampak biologis dari energi gelombang radio ini adalah pemanasan, yang sebanding dengan oven microwave yang digunakan untuk memanaskan makanan.
Paparan energi frekuensi radio dari ponsel menghasilkan panas di area tubuh di mana ponsel dipegang, terlepas dari apakah itu telinga atau kepala. Meskipun pemanasan ini tidak menyebabkan peningkatan suhu tubuh atau semacamnya, itu dapat merusak organ di dekatnya dalam waktu yang lama.
Siapa yang berisiko?
Meskipun risiko radiasi sama untuk semua, populasi tertentu memiliki risiko radiasi berbahaya yang lebih tinggi. Perempuan hamil, khususnya, bayi di dalam janin, anak-anak muda, remaja, laki-laki yang tengah berencana menjadi ayah (karena radiasi dapat menghalangi kualitas sperma), dan orang yang tinggal di daerah pedesaan karena penerimaan yang lebih lemah.
Ketika anak-anak mulai menggunakan ponsel pada usia dini, mereka menghadapi risiko penggunaan ponsel seumur hidup di depan mereka, dan karenanya mereka berisiko mengalami masalah kesehatan yang berpotensi membahayakan terkait dengan penggunaan ponsel selama beberapa dekade. Selain itu, tubuh mereka tidak sepenuhnya berkembang, dan radiasi ponsel dengan mudah menembus ke dalam tubuh mereka.
Beberapa langkah yang harus diambil untuk mengurangi dampak radiasi:
Berita Terkait
-
Samsung Galaxy Z TriFold Seharga Rp40 Juta Ludes dalam Hitungan Menit
-
Apakah Radiasi Mobil Listrik Berbahaya? Begini 4 Fakta Menurut Klaim Penelitian Terbaru
-
Ponsel Misterius Realme Gunakan Dimensity 7400 Ada di Geekbench
-
4 Cara Meningkatkan Kualitas HD Foto Menggunakan Ponsel yang Terbukti Efektif
-
Inilah Alasan Apple Geser Peluncuran iPhone Air 2 ke 2027 dan Bawa Chip 2 Nm
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
Terkini
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?