Suara.com - Ganja merupakan zat yang termasuk dalam psikotropika golongan halusinogen karena efeknya yang menciptakan khayalan yang tidak sesuai dengan kenyataan. Walaupun sudah dilegalkan di beberapa wilayah di Amerika Serikat, penggunanya kini tak hanya anak-anak muda, bahkan ibu hamil pun banyak yang mengonsumsi obat terlarang ini.
Dikutip dari Medicaldaily, menurut Centers for Disease Control and Prevention, sekitar 1 dari 25 wanita di Amerika Serikat melaporkan menggunakan ganja saat hamil. Sementara penelitian lain masih mencari tahu bagaimana ganja bisa mempengaruhi janin yang nantinya menyebabkan anak antisosial.
Di antara berbagai resiko, temuan sebelumnya menunjukkan kemungkinan bayi lahir dengan berat badan yang rendah sangat tinggi dan mengalami masalah perkembangan dalam masa pertumbuhannya.
"Karena kanabinoid dapat melintasi plasenta, mereka dapat mengganggu sinyal endocannabinoid (senyawa kimia yang secara alami diproduksi di dalam otak) janin selama perkembangan saraf, yang terlibat dalam mengatur berbagai proses seperti kehamilan, nafsu makan, sensasi nyeri, dan memediasi efek farmakologis ganja," ujar Direktur Penelitian Inserm Institut Neurobiologi Mediterania, Olivier Manzoni.
Konsekuensi jangka panjang dari paparan kanabinoid terhadap pra-kelahiran juga menyoroti kekhawatiran bahwa konsumsi ganja selama kehamilan sedang meningkat. Dalam studi 2017, ditemukan bahwa penggunaan ganja pada ibu hamil di California meningkat dari 4,2 persen menjadi 7,1 persen antara 2009 dan 2016.
Dalam studi baru, para peneliti meneliti tikus jantan dan betina, dengan fokus pada otak yang sering terlibat dalam gangguan neuropsikiatrik. Mereka menemukan bahwa tikus jantan yang terkena kanabinoid di rahim, kurang bisa bergaul atau menjadi antisosial
Perubahan yang diamati tidak terbatas pada perilaku eksternal mereka. Para peneliti juga menemukan perubahan fisik ketika memeriksa bagian otak. Mereka mencatat peningkatan rangsangan neuron piramidal. Namun, tidak satu pun dari efek ini terlihat pada tikus betina yang terpapar obat saat berada di uterus.
Menurut temuan Laboratorium Manzoni, mengatakan bahwa soal interaksi antisosial secara khusus terganggu pada laki-laki, namun kognisi tidak terpengaruh pada kedua jenis kelamin. Hal ini menunjukkan ada konsekuensi perilaku diskrit dan seks-spesifik terhadap eksposur kanabinoid.
Temuan ini tentunya dapat mendukung dan memperkuat saran dokter bagi wanita hamil untuk menghindari penggunaan ganja sebab hal ini juga bisa terjadi pada manusia yang menjadikan anak antisosial. [Annisya Heriyanti]
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia