Suara.com - Pentingnya imunisasi campak dan rubella lewat vaksin MR ditunjukkan lewat publikasi studi terbaru dari Jepang. 4 Orang warga negara Jepang positif terinfeksi virus rubella sepulangnya dari Indonesia.
Ilmuwan dari Osaka Institute of Public Health, Daiki Kanbayashi dan rekan-rekannya menyebut warga Jepang tersebut positif terinfeksi rubella dengan genotipe 1E yang merupakan strain asli Indonesia.
Temuan ini bermula saat seorang lelaki berusia 29 tahun mengalami demam dan radang tenggorokan yang tak hilang selama lebih dari 14 hari. Diketahui, lelaki tersebut baru saja pulang dari Indonesia pada September 2017.
Pemeriksaan laboratorium menyebut ia positif terinfeksi rubella. Kasus yang sama juga terjadi pada seorang perempuan yang pulang dari Indonesia di awal Januari 2017, dua kasus lainnya yang tercatat di Departemen Kesehatan Jepang.
Kasus ini menjadi besar karena Jepang tak lagi mencatatkan adanya infeksi rubella domestik sejak tahun 2013 karena lancarnya program imunisasi.
"Dari 11 kasus rubella impor yang dideteksi di Jepang, 4 di antaranya berasal dari Indonesia. Hal ini dikarenakan belum adanya imunisasi wajib bagi campak dan rubella di Indonesia pada tahun 2016," tulis peneliti, dikutip dari situs CDC.
Indonesia sendiri baru mulai melakukan program imunisasi nasional campak dan rubella pada tahun 2017 lalu. Di tahun 2017, program imunisasi campak dan rubella terbilang sukses karena melampaui target dengan cakupan di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten yang mencapai angka 95 persen.
Tahun ini, program imunisasi campak dan rubella dilakukan di provinsi luar pulau Jawa, dengan sedikit kendala. Data Kementerian Kesehatan menyebut cakupan program imunisasi campak dan rubella saat ini baru 49,55 persen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 September: Klaim Pemain 108-112 dan Hujan Gems
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Thom Haye Akui Kesusahan Adaptasi di Persib Bandung, Kenapa?
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Saham DADA Terbang 2.000 Persen, Analis Beberkan Proyeksi Harga
Pilihan
-
Profil Agus Suparmanto: Ketum PPP versi Aklamasi, Punya Kekayaan Rp 1,65 Triliun
-
Harga Emas Pegadaian Naik Beruntun: Hari Ini 1 Gram Emas Nyaris Rp 2,3 Juta
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
Terkini
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?