Suara.com - Kemoterapi merupakan metode pengobatan yang dilakukan untuk penyakit kanker. Kemoterapi diketahui memiliki efek samping yang melemahkan kondisi pasien, seperti mual dan muntah, serta penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Namun, seperti dilansir Daily Mail, Jumat (18/10/2018), sebuah studi menemukan perempuan lebih rentan mengalami efek samping dari kemoterapi daripada lelaki. Para peneliti di Royal Marsden NHS Foundation Trust mengatakan temuan mereka menambah bukti bahwa gender dapat menjadi faktor penting dalam pengobatan kanker, termasuk kemoterapi.
Penelitian yang dipresentasikan pada kongres European Society for Medical Oncology di Munich, Jerman, ini menganalisis data dari empat percobaan acak yang dilakukan di Inggris dan Australasia. Empat penelitian itu menganalisis manfaat dan efek samping kemoterapi terhadap pasien kanker esophagus dan kanker lambung.
Data dari 1.654 pasien (1.328 lelaki dan 326 perempuan) menunjukkan bahwa perempuan mengalami tingkat mual dan muntah yang lebih tinggi dari lelaki, dengan persentase perempuan 89 persen dan lelaki 78 persen. Sementara untuk diare, persentasinya sebanyak 54 persen perempuan dan 47 persen lelaki. Begitu juga dengan kerontokan rambut, 81 persen perempuan dan 74 persen laki-laki. Ulkus mulut terjadi pada 50 persen perempuan tetapi hanya 41 persen terhadap lelaki.
Efek samping yang terjadi selama masa perawatan membuat pasien perempuan lebih lama menjalani rawat inap daripada lelaki di rumah sakit. Mereka juga cenderung mengalami lebih banyak infeksi akibat jumlah sel darah putih yang rendah.
Dalam hal efektivitas pengobatan, tidak ada perbedaan dalam tingkat kelangsungan hidup antara kedua jenis kelamin, meskipun proporsi pasien yang mengalami pengurangan ukuran tumor lebih tinggi pada lelaki.
"Kami telah mengetahui ini sejak lama, bahwa ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam saat menjalani kemoterapi," ujar Dr Michael Davidson dari Royal Marsden NHS Foundation Trust.
"Namun, kami baru saja mulai memahami bagaimana perbedaan genetik dan biologis antara lelaki dan wanita mempengaruhi perkembangan kanker dan respons terhadap pengobatan," ungkapnya lagi.
Profesor David Cunningham, direktur Pusat Penelitian Biomedis di Royal Marsden dan Institut Penelitian Kanker, London, mengatakan, penelitian ini menambah semakin banyak bukti bahwa gender dapat menjadi faktor penting dalam pengobatan kanker, dan bahwa dokter perlu untuk menyadari perbedaan tersebut.
Baca Juga: Kasihan Denada, Anak Jalani Kemoterapi, Ibundanya Operasi Mata
"Misalnya, mengetahui pasien perempuan lebih mungkin mengalami efek samping seperti mual dan muntah atau diare, sehingga mereka diberikan dukungan kemoterapi yang lebih guna mengoptimalkan pengobatan," tutupnya.
Itulah dampah perbedaan gender pada pengobatan kemoterapi pasien kanker perempuan dan lelaki.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Bukan Akira Nishino, 2 Calon Pelatih Timnas Indonesia dari Asia
- Diisukan Cerai, Hamish Daud Sempat Ungkap soal Sifat Raisa yang Tak Banyak Orang Tahu
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
Pilihan
-
Makna Mendalam 'Usai di Sini', Viral Lagi karena Gugatan Cerai Raisa ke Hamish Daud
-
Emil Audero Akhirnya Buka Suara: Rasanya Menyakitkan!
-
KDM Sebut Dana Pemda Jabar di Giro, Menkeu Purbaya: Lebih Rugi, BPK Nanti Periksa!
-
Mees Hilgers 'Banting Pintu', Bos FC Twente: Selesai Sudah!
-
Wawancara Kerja Lancar? Kuasai 6 Jurus Ini, Dijamin Bikin Pewawancara Terpukau
Terkini
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global