Suara.com - Hanya berjarak 82 kilomenter dari kota Jakarta, Ibu kota provinsi Banten, Serang, mengalami persoalan besar soal angka kematian ibu yang jumlahnya terbilang cukup tinggi, angka tersebut disumbang oleh penyakit anemia.
Hal itu diungkap oleh Puji Kuntarso SKM selaku Kepala Seksi Gizi, Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Banten, di sela acara Teaching and Giving Generasi Bebas Anemia. Ia mengungkapkan tingginya angka kematian ibu penyebabnya tidak begitu krusial.
"Tingginya angka kematian ibu di Serang, Banten, sampai September 2018 sudah mencapai 49 kematian. Faktor terbesarnya adalah karena anemia atau kurang darah," ujar Puji Kuntarso dalam sambutannya di acara yang diselenggarakan oleh Merck di SDN Cistu Serang-Banten, Selasa (23/10/2018).
Anemia sendiri disebabkan oleh kurangnya jumlah hemoglobin dalam dalam darah. Akibatnya tubuh jadi mudah lelah, letih, lesu, lemah, dan lunglai. Pada level parah, penderita Anemia bisa pingsan, mimisan, hingga menyebabkan kematian.
"Tingginya angka kematian ibu akibat anemia bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Seperti kurangnya zat besi yang didapat dari makanan. Untuk itu disarankan ibu-ibu memperhatikan anak-anaknya untuk mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti daging, telur, atau ati, juga sayuran dan kacang-kacangan," sambungnya.
Apabila, terdapat gejala anemia atau tubuh sedang kurang darah, disarankan mengkonsumsi tablet suplemen penambah darah. Tindakan itu kini sudah mulai dilakukan oleh pemerintah dinas kesehatan provinsi Banten khususnya di kabupaten Serang kepada remaja putri di sekolah.
"Untuk anak SMP dan SMA, khususnya remaja putri, ada kegiatan pemberian tablet penambah darah seminggu sekali, tabletnya apa saja. Dengan cara itu kami berharap dapat menurunkan dan mencegah angka kematian ibu. Agar ibu yang hamil dan melahirkan serta remaja putri yang menstruasi dan perempuan yang akan menikah, serta yang sedang hamil kebutuhan darahnya tercukupi," imbuh Puji.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Murah untuk Aktivitas Harian Pemula, Biaya Operasional Rendah
- 51 Kode Redeem FF Terbaru 8 Desember 2025, Klaim Skin Langka Winterlands dan Snowboard
- Shio Paling Hoki pada 8-14 Desember 2025, Berkah Melimpah di Pekan Kedua!
- 7 Rekomendasi Bedak Padat Anti Dempul, Makeup Auto Flawless dan Anti Cakey
- Sambut HUT BRI, Nikmati Diskon Gadget Baru dan Groceries Hingga Rp1,3 Juta
Pilihan
-
Rekomendasi 7 Laptop Desain Grafis Biar Nugas Lancar Jaya, Anak DKV Wajib Tahu!
-
Harga Pangan Nasional Hari Ini: Cabai Sentuh Rp70 Ribu
-
Shell hingga Vivo sudah Ajukan Kuota Impor 2026 ke ESDM: Berapa Angkanya?
-
Kekhawatiran Pasokan Rusia dan Surplus Global, Picu Kenaikan Harga Minyak
-
Survei: Kebijakan Menkeu Purbaya Dongkrak Optimisme Konsumen, tapi Frugal Spending Masih Menguat
Terkini
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah
-
Di Balik Krisis Penyakit Kronis: Mengapa Deteksi Dini Melalui Inovasi Diagnostik Jadi Benteng Utama?
-
Cara Mencegah Stroke Sejak Dini dengan Langkah Sederhana, Yuk Pelajari!
-
12 Gejala Penyakit ISPA yang Wajib Diwaspadai, Serang Korban Banjir Sumatra
-
Stop Gerakan Tutup Mulut! 3 Metode Ampuh Bikin Anak Lahap MPASI di Usia Emas
-
Bukan Hanya Estetika: Ini Terobosan Stem Cell Terkini yang Dikembangkan Ilmuwan Indonesia
-
Kolesterol Jahat Masih Tinggi, 80 Persen Pasien Jantung Gagal Capai Target LDL-C